Batubara Jambi

| ada 0 komentar

Belum selesai dengan polemik perbaikan Jembatan Tembesi yang rusak akibat ditabrak tongkang batubara pada Januari lalu, kini insiden serupa kembali terjadi. Tiang fender jembatan yang berada di Kabupaten Batanghari kembali dihantam tongkang pada Kamis, 6 Maret 2025 sore.

Peristiwa ini dikonfirmasi oleh Dirpolairud Polda Jambi, Kombes Pol Agus Tri Waluyo, yang menyebutkan bahwa personel Ditpolairud telah dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

| ada 0 komentar

Kerusakan lingkungan di Koto Boyo, Kabupaten Batanghari, Jambi kini semakin membuka borok besar dalam tata kelola pertambangan dan perkebunan di daerah itu. Tak hanya ribuan hektar lahan eks tambang batubara yang dibiarkan menganga tanpa reklamasi, kini fakta baru terungkap: lahan Hak Guna Usaha (HGU) sawit justru menjadi bancakan tambang batubara.

Menurut laporan investigasi Perkumpulan Hijau, perusahaan perkebunan sawit dan tambang batubara milik keluarga Senangsyah telah menghancurkan lingkungan dan kehidupan Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) di Batanghari.

| ada 4 komentar

Masalah iuran yang disetorkan pengusaha tambang batubara kepada Perkumpulan Pengusaha Tambang Batubara (PPTB) terus mengemuka. Publik mulai mempertanyakan legalitas, transparansi, serta pengelolaan dana tersebut.

Mantan anggota DPRD Kota Jambi, Jefri Bintara Pardede, mengungkapkan angka mencengangkan terkait jumlah dana yang dikelola PPTB dari iuran para pengusaha tambang batubara.

| ada 0 komentar

Jambi – Polemik pungutan dan iuran pengusaha tambang batubara ke Perkumpulan Pengusaha Tambang Batubara (PPTB) semakin memanas. Jembatan Tembesi yang rusak akibat ditabrak tongkang batubara hingga kini belum juga diperbaiki, meski PPTB disebut-sebut telah mengumpulkan dana besar dari pengusaha tambang.

Mantan anggota DPRD Kota Jambi, Jefri Bintara Pardede, mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut aliran dana yang dikelola PPTB, terutama dari pungutan yang diterapkan kepada pengusaha tambang batubara sebelum mereka melintasi Sungai Batanghari.

| ada 0 komentar

Jambi - Penolakan terhadap proyek stockpile batubara PT SAS terus membesar. Tak hanya warga dan pemerintah, kini sejumlah lembaga siap mengajukan gugatan Citizen Lawsuit (CLS) jika proyek tetap dipaksakan.

"Kami akan lawan proyek ini dengan segala cara yang sah secara hukum. Jika izin diberikan, ini adalah bukti bahwa pemerintah tunduk pada kepentingan korporasi, bukan kepada rakyat!" tegas Ketua AWaSI Jambi, Erfan Indriyawan, SP.

| ada 0 komentar

Jambi – Bisnis batubara di Jambi terus menuai polemik. Mulai dari potensi penyalahgunaan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), ekspor ilegal, hingga kebocoran pajak dan royalti yang merugikan negara terus menjadi perbincangan publik.

Mantan anggota DPRD Kota Jambi, Horizon, mengusulkan pengawasan ketat di titik muat batubara untuk memastikan legalitas setiap batubara yang dikirim.

| ada 2 komentar

Jambi – Bisnis batubara di Jambi kini tak hanya soal kemacetan akibat ribuan truk yang memenuhi jalanan, tapi juga menyimpan skandal besar: potensi penyalahgunaan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) sebagai jalur distribusi ilegal.

Warga dan netizen mulai mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan mengusut dugaan penyalahgunaan TUKS untuk batubara yang diduga merugikan negara miliaran rupiah.

Dugaan ada TUKS tidak dimiliki oleh pemegang IUP, tapi tetap beroperasi tanpa pengawasan ketat.

| ada 0 komentar

Jambi – Proyek jalan khusus batubara di Jambi yang dijanjikan selesai tahun 2024 masih mangkrak hingga awal 2025. Sementara itu, bisnis TUKS (Terminal untuk Kepentingan Sendiri) dan pelabuhan batubara justru semakin berkembang, diduga menjadi sumber cuan baru bagi oknum tertentu.

| ada 0 komentar

Fenomena dalam bisnis batubara di Jambi semakin mengkhawatirkan. Setelah jalur darat ditutup, surga bisnis batubara beralih ke jalur sungai. Batubara dari mulut tambang, dikirimkan ke Pelabuhan Talang Duku, melalui jalur sungai batanghari. Alat tranportasinya adalah kapal tongkang.

Pemain "kapal tongkang" pun mulai ramai bermunculan. Potensi besar itu dilihat sebagai peluang bisnis yang menggiurkan. Ko Apek, yang sempat viral beberapa waktu lalu, dikenal sebagai salah satu pemain tongkang di sungai batanghari.

| ada 0 komentar

Problematika bisnis batubara di Jambi tak ada habis-habisnya. Selain kasus di Koto Boyo, Batanghari, setahun lalu, masalah batubara ini juga pernah bergulir di Polda Jambi. Kasusnya juga berkaitan dengan investasi dan jalan khusus batubara. Berikut jejak kasusnya!

Kasus ini menyeret pengusaha kakap A, serta anaknya AP. Manuver A dan anaknya AP, memperlihatkan bagaimana proyek jalan khusus batubara yang bernilai triliunan ini berubah menjadi ajang tarik ulur kepentingan, pengkhianatan kontrak, dan kepentingan tersembunyi.