Setelah sekian lama bungkam, Ketua Perkumpulan Pengusaha Tambang Batubara (PPTB), Asnawi, akhirnya buka suara usai menjalani pemeriksaan selama 5 jam di Unit Tipikor Polresta Jambi, Kamis (13/3/2025).
Dalam keterangannya kepada wartawan, Asnawi mengungkapkan dirinya diperiksa sejak pagi hingga pukul 15.00 WIB terkait laporan masyarakat mengenai dugaan penyimpangan dalam pengelolaan iuran pengusaha tambang batubara ke PPTB.
"Saya hadir sebagai warga negara yang taat hukum. Saya hadiri undangan klarifikasi dan memberikan keterangan atas aduan masyarakat," ujar Asnawi.
Dalam pemeriksaan, Asnawi justru mengaku tidak tahu-menahu soal keuangan organisasi yang ia pimpin.
"Saya dipilih secara aklamasi dalam musyawarah anggota PPTB pada Januari 2025. Saya memang sudah beberapa kali turun ke lapangan untuk mengecek fender Jembatan Tembesi yang tertabrak tongkang. Tapi itu pakai biaya sendiri, saya tidak pernah pakai uang PPTB!" tegasnya.
Namun yang mengejutkan, hingga saat ini, ia belum menerima laporan pertanggungjawaban dari pengurus lama PPTB.
"Saya tidak tahu bagaimana iuran dikumpulkan, berapa besaran, dan digunakan untuk apa. Sampai hari ini saya belum menerima laporan keuangannya," ujarnya.
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar. Ke mana sebenarnya dana iuran PPTB selama ini? Siapa yang selama ini mengendalikan uang tersebut? Mengapa laporan keuangan tidak segera diserahkan kepada ketua baru?
Publik sejak awal telah mempertanyakan transparansi keuangan di tubuh PPTB. Kini, pernyataan Asnawi semakin menguatkan dugaan bahwa ada pihak tertentu yang menikmati dana iuran tanpa pertanggungjawaban jelas.
Beberapa pertanyaan yang muncul di publik. Jika ketuanya saja tidak tahu soal keuangan, siapa yang sebenarnya menguasai uang PPTB? Apakah ada unsur kesengajaan untuk menyembunyikan laporan keuangan? Apakah ada oknum dalam PPTB yang selama ini mengatur dana secara diam-diam?
Sejumlah pihak pun mendesak agar audit menyeluruh dilakukan terhadap keuangan PPTB.(*)
Add new comment