CV Wakuda Menang Dua Tender Rp 15 M, Tapi Sanggahan dan Rekam Jejak Mulai Dipertanyakan

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Premium
IST

Nama CV Wakuda Bangun Jaya mendadak jadi perbincangan hangat di jagat konstruksi Jambi. Perusahaan muda ini baru berusia dua tahun, tapi sudah menyapu dua proyek besar bernilai total lebih dari Rp 15 miliar dalam waktu hampir bersamaan.

Proyek pertama Pembangunan Gedung UPTD Instalasi Farmasi Kabupaten Merangin senilai Rp 7,26 miliar. Proyek kedua Pembangunan Gedung Laboratorium RSUD Abdul Manap Kota Jambi senilai Rp 8,59 miliar.

Tender Farmasi Merangin diikuti 29 peserta. Namun hanya 6 yang mengajukan penawaran, dan 5 di antaranya digugurkan karena kesalahan administratif sepele, seperti Tabel K3 tak sesuai format, Daftar peralatan tidak lengkap, Perbedaan data kartu uji kendaraan.

Hasilnya, CV Wakuda Bangun Jaya melaju sendirian, dengan penawaran Rp 7,154 miliar, hanya 1,5% di bawah pagu. Sistem evaluasi yang digunakan adalah Harga Terendah Sistem Gugur — sistem yang banyak dikritik karena lebih fokus pada kelengkapan dokumen daripada kualitas teknis.

Situasi serupa juga terjadi dalam proyek RSUD Abdul Manap. Dari 39 peserta, Wakuda kembali keluar sebagai pemenang — dengan penawaran penuh.

CV Wakuda Bangun Jaya didirikan 28 Juli 2023, beralamat di Jl. H. Syamsoe Bahroen No. 034, Danau Sipin, Kota Jambi.

Di laman profilnya, mereka mengklaim memiliki izin konstruksi gedung BG001 hingga BG006, memegang sertifikasi ISO 9001 hingga ISO 37001, telah menyelesaikan lebih dari 100 proyek, diperkuat 20 pegawai profesional. Namun, dengan usia perusahaan yang belum genap dua tahun, klaim tersebut patut dipertanyakan.

Jejak proyek fisik CV Wakuda terekam di pembangunan jembatan Sungai Aburan (Bungo) senilai Rp 1,965 miliar. Tapi proyek itu kini rusak — lantai jembatan jebol hanya dalam hitungan bulan. PUPR Bungo berdalih, kerusakan akibat beban kendaraan berlebih. Tapi tetap saja, publik menilai kualitas pekerjaan patut disorot.

Sumber internal mengungkap dugaan bahwa Wakuda hanyalah “kendaraan administrasi” milik kontraktor besar berinisial A.

“Cuma pinjam bendera bae tu,” kata sumber.

Dugaan ini diperkuat dengan pola tenaga ahli, alat berat, dan pengawas proyek dikendalikan oleh aktor eksternal, bukan oleh internal Wakuda.

Meski sudah diumumkan sebagai pemenang tender Rp 7,2 miliar di Merangin, langkah Wakuda sedikit tersendat. Salah satu peserta, CV Bibe Condong Lestari, melayangkan sanggahan tertulis karena merasa digugurkan tidak adil.

Alasannya hanya karena perbedaan penulisan merek alat genset — “Yamamax 1200 RR” vs “Yamamax 12000 RR”.

“Itu hanya beda penulisan merek, bukan kapasitas. Spek alat kami justru melebihi standar,” kata Direktur CV Bibe, Dicky Kalres.

CV Bibe menilai seharusnya Pokja memberikan kesempatan klarifikasi, bukan langsung menggugurkan. CV Bibe mendesak PPK untuk membuka seluruh dokumen peserta dan mengevaluasi ulang hasil tender. Sanggahan ini menjadi penting karena dari 29 peserta, hanya 6 yang menawar.

Lalu 5 digugurkan karena kesalahan ringan. CV Wakuda jadi pemenang tunggal. Proyek Rp 7,2 miliar ditetapkan dalam sistem yang nyaris tanpa kompetisi.

Publik kini menunggu apakah Pokja Pemilihan VII akan membuka ulang hasil evaluasi atau tetap mengunci kemenangan Wakuda. Hingga berita ini diturunkan, CV Wakuda saat dikonfirmasi belum memberikan tanggapan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network