Satgas Judi Online Bidik Minimarket Penyedia Top Up Judi

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
Ilustrasi JambiSATU.id

Matahari telah tenggelam di langit Jakarta, menyisakan kilauan bintang di atas gedung-gedung megah. Di balik jendela kaca gedung Kemenko Polhukam, suasana rapat masih terasa tegang. Hadi Tjahjanto, Menko Polhukam, berdiri di depan layar proyektor, wajahnya serius.

“Kita harus bergerak cepat,” katanya tegas.

Di luar gedung, kota Jakarta seakan tidak pernah tidur. Namun, di dalam gedung itu, Hadi dan timnya sedang memutar otak untuk mengatasi masalah yang telah mengakar dalam masyarakat: judi online. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) baru saja membentuk Satgas Pemberantasan Judi Online. Sebuah langkah besar yang akan menyasar minimarket yang diduga menjadi tempat top up game online yang terafiliasi dengan judi online.

“Pengisian pulsa di minimarket bisa juga digunakan untuk permainan judi online. Jika itu terjadi, kode virtualnya atau account-nya akan terlihat,” jelas Hadi dengan nada yang tak bisa ditawar. Dia tahu betul, masalah ini harus diatasi dari akarnya.

Minimarket di seluruh negeri kini berada dalam pengawasan ketat. TNI dan Polri telah diberi mandat untuk memastikan tidak ada yang melayani top up game online. Hadi tidak mempermasalahkan penjualan pulsa biasa, tetapi jika terkait game online, penindakan tegas akan dilakukan.

“Tugasnya minimarket itu menjual pulsa. Namun, jika digunakan untuk permainan game online, itu yang harus kita tindak,” tegasnya lagi.

Pemerintah tahu, perlawanan terhadap judi online tidak akan mudah. Namun, langkah ini adalah awal yang penting.

“Kami akan memanggil manajemen minimarket untuk kerjasama dalam memberantas judi online,” imbuh Hadi.

Baginya, kolaborasi adalah kunci. Dengan bekerja bersama pemilik minimarket, pemerintah berharap bisa menutup celah yang selama ini dimanfaatkan untuk praktek judi online.

Beberapa hari sebelumnya, di lantai 6 gedung B Kemenko Polhukam, sebuah rapat koordinasi digelar. Sejumlah instansi hadir, siap mendukung pemberantasan judi online yang telah merusak kehidupan banyak orang. Hadi memaparkan data yang mengejutkan: masyarakat yang menjadi korban judi online berasal dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

“Usia pemain judi online di bawah 10 tahun mencapai 10 persen atau sekitar 80 ribu jiwa,” ungkapnya.

Angka yang mencengangkan.

Data lain menunjukkan bahwa pemain judi online usia 10 hingga 20 tahun ada sekitar 11 persen, atau 440 ribu jiwa. Usia 21 hingga 30 tahun lebih parah lagi, mencapai 13 persen atau 520 ribu jiwa.

“Ini bukan hanya masalah ekonomi, tapi juga sosial,” lanjut Hadi, suaranya bergetar.

Baginya, ini adalah krisis yang harus segera diatasi.

Di ruang rapat itu, suasana semakin tegang. Para peserta rapat tahu, mereka sedang menghadapi musuh yang tidak terlihat namun berbahaya. Judi online telah menyusup ke berbagai lapisan masyarakat, merusak tatanan dan mengancam masa depan generasi muda.

Di luar gedung, kota Jakarta tetap ramai. Namun, di dalam gedung, perencanaan terus berjalan. Polisi akan memantau minimarket, memastikan tidak ada transaksi top up game online yang berujung pada judi. TNI juga akan turun tangan, mendukung operasi di lapangan.

Hadi tahu, perjuangan ini tidak akan mudah. Tapi dia percaya, dengan kerjasama semua pihak, mereka bisa mengatasi masalah ini.

“Virtualnya akan terlihat. Ini yang akan dibantu oleh kepolisian untuk menutup top up. Kalau yang jual terkait dengan isi pulsa, silakan. Tapi kalau terkait game online, itu yang harus kita tindak,” tegasnya.

Pagi menjelang, Jakarta mulai bergeliat kembali. Namun, bagi Hadi dan timnya, hari baru berarti tantangan baru. Mereka akan terus bekerja, memastikan setiap celah ditutup, setiap ancaman diatasi.

Di suatu tempat, seorang anak berusia sepuluh tahun mungkin sedang memegang ponsel, tertarik pada game yang terlihat polos tapi menyimpan bahaya. Di balik layar ponsel itu, ada ancaman judi online yang mengintai. Hadi tahu, tugas mereka belum selesai sampai ancaman itu benar-benar hilang.

Pemerintah, melalui Kemenko Polhukam, terus memantau perkembangan. Setiap laporan dari lapangan menjadi bahan evaluasi. Setiap celah yang ditemukan segera ditutup. Judi online adalah musuh yang tidak terlihat, tapi dengan kerja keras dan kerjasama, mereka yakin bisa mengatasinya.

Perang melawan judi online baru saja dimulai. Tapi dengan langkah tegas dan kerjasama semua pihak, Hadi percaya, mereka bisa membawa perubahan nyata. Di bawah langit Jakarta yang mulai terang, harapan itu tetap menyala.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network