Batubara koto Boyo

| ada 0 komentar

Jambi – Kerusakan lingkungan di Koto Boyo, Batanghari akibat tambang batubara yang tak direklamasi terus menuai sorotan. Kini, Fraksi Partai Gerindra di DPRD Provinsi Jambi didesak untuk lebih peka terhadap masalah ini dan mengambil sikap tegas.

Ketua Bappilu Partai Gerindra Provinsi Jambi, AR Syahbandar, menyatakan bahwa anggota fraksi Gerindra di DPRD Jambi yang membidangi pertambangan dan lingkungan harus segera mendorong hearing dengan mitra kerja, sebelum memutuskan apakah perlu membentuk Panitia Khusus (Pansus) atau tidak.

| ada 0 komentar

 Publik semakin gencar mempertanyakan legalitas iuran pengusaha tambang batubara ke Perkumpulan Pengusaha Tambang Batubara (PPTB). Berapa total uang yang dikelola? Untuk apa kegunaannya? Bagaimana dengan pajaknya? Mengapa pengusaha mau menyetor? Apakah ada intervensi dari pihak tertentu?

Hingga saat ini, Ketua PPTB Asnawi masih bungkam dan tidak memberikan klarifikasi terkait mekanisme pengelolaan dana yang didapat dari pengusaha tambang.

| ada 0 komentar

Investigasi Jambi Link bersama Perkumpulan Hijau akhirnya membuahkan hasil. Setelah bertahun-tahun dibiarkan, aparat penegak hukum dan pemerintah pusat akhirnya turun ke Koto Boyo, Kabupaten Batanghari, untuk mengecek langsung kerusakan lingkungan akibat tambang batubara yang tak direklamasi.

Tim gabungan dari Ditreskrimsus Polda Jambi, Polres Batanghari, Kementerian ESDM, serta Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan pengecekan di lokasi tambang yang selama ini disebut-sebut sebagai pusat kehancuran ekosistem. Hasilnya? Mengkhawatirkan.

| ada 2 komentar

Kerusakan lingkungan akibat tambang batubara di Jambi semakin meluas. Ribuan hektare lahan eks tambang yang seharusnya direklamasi dibiarkan begitu saja, menjadi danau-danau raksasa beracun. Mulai dari kawasan Mandiangin eks PT Minimex, hingga areal HGU PT Sawit Desa Makmur (SDM) di Koto Boyo Batanghari, Semuanya kini berubah menjadi kubangan luas yang menghancurkan ekosistem dan mengancam kehidupan masyarakat.

| ada 3 komentar

BATANG HARI – Alam yang dulu hijau dan penuh kehidupan kini terkubur di bawah deru mesin tambang di Koto Boyo, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Luka besar menganga di tanah yang dulunya subur. Lubang-lubang bekas tambang batubara ditinggalkan begitu saja, membentuk danau luas yang penuh racun logam berat. Tak ada reklamasi, tak ada upaya pemulihan. Hutan hancur, tanah kehilangan kesuburan, dan pemerintah terkesan tutup mata atas kejahatan lingkungan yang terjadi di depan mata.