Malam itu, Jumat 12 Juli 2024, langit Jambi gelap. Namun, di dalam Hotel Sanubari, cahaya terang benderang. KPU Provinsi Jambi mengadakan sosialisasi tahapan pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota. Tahun 2024 menjadi tahun yang penting bagi politik lokal, dan malam ini adalah awal dari rangkaian panjang menuju pesta demokrasi itu.
Iron Sahroni, Ketua KPU Provinsi Jambi, berdiri di depan podium. Wajahnya serius, matanya menyapu seluruh ruangan.
“Sosialisasi ini penting,” katanya, “Ini langkah awal. Kami ingin semua pihak paham apa yang harus dipenuhi dalam proses pencalonan.” Suaranya mantap, setiap kata keluar dengan tegas.
Di depan, tokoh-tokoh penting duduk berjejer. Ada partai politik, stakeholder, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan akademisi. Semua mata tertuju pada Iron, mendengarkan dengan seksama.
Iron melanjutkan.
“PKPU Nomor 8 Tahun 2024 menjadi acuan kita. Semua harus tahu syarat pencalonan, syarat calon, dan hal-hal yang harus dipenuhi.” Tangannya mengayun, menekankan setiap poin penting.
Suasana di ruangan itu serius. Setiap kepala mengangguk, memahami beratnya tanggung jawab yang ada. Sosialisasi ini tidak hanya tentang aturan, tapi juga tentang membangun fondasi yang kokoh untuk Pilkada yang adil dan berintegritas.
Di sudut ruangan, beberapa tokoh masyarakat berbincang pelan.
“Keputusan MK baru-baru ini juga penting,” bisik salah satu dari mereka. Keputusan itu mengatur syarat umur calon kepala daerah. “Minimal 30 tahun untuk gubernur dan wakil gubernur, 25 tahun untuk bupati dan walikota,” tambahnya, mengutip apa yang dijelaskan Iron sebelumnya.
Tak hanya soal aturan, sosialisasi ini juga menyoroti visi dan misi para calon. Semua harus sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD). “Ini bukan sekadar janji kampanye,” ucap seorang akademisi yang hadir.
“Ini harus nyata, harus sesuai dengan RPJMD.”
Acara malam itu juga dihadiri oleh tokoh-tokoh adat. Mereka datang dengan pakaian tradisional, membawa semangat budaya yang kuat. “Kami ingin calon yang paham nilai-nilai lokal,” kata salah satu tokoh adat dengan nada penuh harap.
Di tengah acara, Iron juga menyinggung soal pelantikan calon terpilih. “Ini domainnya pemerintah,” ujarnya. KPU, katanya, terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan kepastian waktu pelantikan. “Kami ingin semuanya jelas sejak awal,” tambahnya.
Malam semakin larut, tapi semangat di ruangan itu tak surut. Sosialisasi ini bukan hanya soal memenuhi kewajiban, tapi juga soal membangun demokrasi yang lebih baik. Setiap pihak yang hadir merasa bertanggung jawab untuk menyukseskan Pilkada 2024.
Acara berakhir, tapi perjalanan masih panjang. KPU Provinsi Jambi telah menyalakan obor di awal perjalanan ini. Semua berharap, cahaya obor itu akan tetap menyala, menerangi jalan menuju Pilkada yang adil dan berintegritas.
Dengan persiapan matang dan dukungan semua pihak, Pilkada 2024 di Jambi diharapkan menjadi contoh nyata dari demokrasi yang sejati.(*)
Add new comment