BUNGO – Video aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Sungai Telang, Kecamatan Batin III Ulu, Kabupaten Muaro Bungo, kembali viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat beberapa alat berat jenis excavator beroperasi di tengah sungai, mengubah air yang dulunya jernih menjadi keruh cokelat pekat.
Tak hanya merusak ekosistem, aktivitas PETI ini juga membahayakan warga sekitar dan para pekerja tambang ilegal yang bekerja tanpa perlindungan keselamatan memadai.
Warga sekitar Sungai Telang mengaku kecewa dan resah dengan aktivitas ilegal yang terus berlangsung meski berbagai upaya penertiban telah dilakukan. “Sungai yang dulu jadi sumber kehidupan kami sekarang penuh lumpur. Ini semua demi kepentingan oknum tertentu,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Selain mencemari sungai, galian tambang yang dalam dan tak terkendali menciptakan ancaman baru berupa longsor yang dapat membahayakan permukiman di sekitar lokasi.
Menurut perekam video yang viral tersebut, beberapa bulan lalu, pada September 2024, pihak kepolisian bersama aparat lainnya sempat merazia lokasi tambang ilegal ini. Namun, efek razia itu tak bertahan lama.
“Tak lama setelah dirazia, alat berat kembali masuk ke lokasi tambang. Bahkan kini aktivitasnya semakin ramai,” ungkap warga setempat.
Warga Desa Telang telah melaporkan kasus ini ke berbagai pihak, termasuk Polda Jambi dan DPRD Provinsi Jambi. Mereka berharap ada tindakan tegas untuk menghentikan kegiatan PETI yang merusak lingkungan dan membahayakan kehidupan masyarakat.
“Kami hanya ingin sungai kami kembali jernih. Kami sudah melapor ke mana-mana, tapi belum ada hasil yang berarti,” keluh seorang warga dalam video yang beredar.
Aktivitas PETI di Sungai Telang bukan hanya soal tambang ilegal, tetapi juga tentang rusaknya ekosistem sungai yang menjadi sumber mata pencaharian dan kehidupan bagi warga setempat. Selain itu, kerusakan ini sulit diperbaiki dalam waktu singkat, meninggalkan jejak panjang kehancuran lingkungan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait langkah yang akan diambil untuk menindaklanjuti laporan warga. Sementara itu, alat berat terus keluar-masuk lokasi tambang, seolah tak terpengaruh oleh razia atau aturan hukum yang ada.
Bagi warga Desa Telang, sungai ini lebih dari sekadar aliran air—ini adalah sumber kehidupan dan warisan yang ingin mereka jaga untuk generasi mendatang. Namun, harapan itu perlahan memudar seiring dengan berlanjutnya aktivitas tambang emas ilegal yang menghancurkan lingkungan mereka.
Akankah ada tindakan tegas untuk menyelamatkan Sungai Telang? Atau, apakah sungai ini akan terus menjadi korban eksploitasi demi keuntungan segelintir orang? Waktu akan menjawab, tetapi suara warga Desa Telang terus bergema, menuntut keadilan bagi alam dan kehidupan mereka.(*)
Add new comment