Ngeri Masuk Bui? PPK Proyek APBN Pasar Sungai Penuh Pilih Mundur

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Premium
IST

Sungai Penuh - Proyek pembangunan Pasar Rakyat Sungai Penuh senilai Rp 55 miliar kini bak "rumah hantu" bagi para pejabat pembuat komitmen. Bukannya berebut mengerjakan proyek strategis nasional, pejabat yang bertanggung jawab justru memilih mundur teratur.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berinisial BJ resmi meletakkan jabatannya. Langkah drastis ini diambil bukan tanpa sebab. Aroma ketidakberesan yang menyengat sejak awal tender disinyalir membuat BJ "ngeri" dan memilih menyelamatkan diri daripada terseret masalah hukum di kemudian hari.

"Lagi kisruh. Direktur cabang ndak (tidak) pernah hadir. PPK mengundurkan diri juga," ungkap sumber internal Jambi Link, Selasa (10/12/2025).

Kondisi di lapangan digambarkan sangat tidak lazim. PT Cimendang Sakti Kontrakindo (PT CSK) sebagai pemenang tender dituding hanya menjadi "boneka". Direktur Cabang perusahaan tersebut dilaporkan tidak pernah menampakkan batang hidungnya di lokasi proyek.

Lantas siapa yang bekerja? Sumber tersebut menyebut kendali proyek justru dipegang oleh sosok misterius berinisial 'A'.

Keberadaan 'Sosok A' sebagai kontraktor bayangan inilah yang diduga membuat struktur manajemen proyek menjadi kacau balau (amburadul) dan berpotensi melanggar hukum administrasi negara. Posisi PPK pun menjadi sangat rentan terjepit jika audit dilakukan.

Mundurnya BJ membuat proyek APBN ini dalam status darurat. Tak ada pilihan lain, Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Prasarana Strategis Jambi, Edia, terpaksa turun gunung mengambil alih posisi 'kursi panas' PPK tersebut agar termin pembayaran dan progres fisik tetap bisa berjalan.

"Satker jadi PPK sekarang," sebut sumber itu.

Situasi di mana Kasatker harus merangkap menjadi PPK bukanlah kondisi ideal, melainkan tanda bahwa tidak ada lagi yang berani memegang tanggung jawab teknis proyek tersebut.

Di tengah kemelut yang mengancam uang negara puluhan miliar ini, sikap Kasatker Edia justru terkesan menghindar. Saat dikonfirmasi media mengenai kekacauan manajemen proyek dan mundurnya anak buahnya, ia memilih berlindung di balik kesibukan seremonial.

"Segera kami sampaikan. Kemarin sibuk ngurus Harbak (Hari Bakti) PU," kilahnya singkat.

Publik kini bertanya-tanya, sampai kapan "drama" proyek pasar ini akan berlanjut? Apakah penegak hukum akan membiarkan uang Rp 55 miliar dikelola dengan manajemen "hantu" seperti ini?(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network