Merangin - Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan aksi "gerilya" dengan inspeksi mendadak (sidak) ke Kabupaten Merangin, Jambi. Lembaga antirasuah ini memantau ketat pelaksanaan 10 paket proyek strategis Tahun Anggaran 2025.
Salah satu yang menjadi sorotan utama adalah proyek Rehabilitasi/Rekonstruksi Jalan Simpang Margoyoso – Batas Tebo. Proyek dengan pagu fantastis Rp 4,1 miliar ini tengah dikerjakan oleh CV Mulia Ardhana.
Ketua Kasatgas Wilayah I KPK, Uding Juharudin, yang memimpin langsung sidak tersebut, mewanti-wanti agar tidak ada "main mata" dalam pengerjaan fisik di lapangan.
"Agar proses pengerjaan menghindari penyimpangan dalam perencanaan, penganggaran, hingga pelaksanaan. Pastikan kualitas terjamin dan selesai tepat waktu," tegas Uding di lokasi.
Sorotan KPK ini beralasan jika melihat data tender yang tercatat. Kemenangan CV Mulia Ardhana menyisakan jejak anomali. Dari 15 perusahaan yang mendaftar, hanya CV Mulia Ardhana yang melaju sendirian hingga tahap akhir (single bidder).
Kejanggalan kian terasa pada nilai penawaran. Dengan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) senilai Rp 3.954.874.000, perusahaan yang beralamat di Tanjung Pinang, Jambi ini mengajukan penawaran Rp 3.948.880.000.
Artinya, harga penawaran hanya turun sangat tipis, yakni Rp 5,9 juta atau sekitar 0,15% dari HPS. Nilai kontrak yang disepakati pun sama persis dengan angka penawaran tersebut, nyaris tanpa efisiensi anggaran alias harga penuh (full price).
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bina Marga Dinas PUPR Merangin, Ariya Asghara, dalam dokumen proyek menjelaskan bahwa proyek ini memiliki durasi pengerjaan 120 hari kalender.
Pekerjaan meliputi enam item utama yang wajib diawasi kualitasnya, antara lain:
- Pekerjaan Tanah: Timbunan pilihan dan pemadatan.
- Perkerasan: Lapis pondasi agregat kelas A.
- Pengaspalan: Menggunakan Hotmix AC-WC yang dihamparkan dengan finisher.
- Beton: Struktur beton F’c 15 MPa.
- Marka Jalan: Menggunakan cat termoplastik dengan taburan glass bead agar menyala di malam hari.
Kini, dengan mata KPK yang ikut mengawasi, publik menanti apakah proyek miliaran rupiah yang dimenangkan dengan harga "mepet" ini akan menghasilkan jalan mulus atau justru bermasalah di kemudian hari.(*)
Add new comment