Kebakaran Lahan Gambut di Jambi Kian Meluas, Upaya Pemadaman dan Penegakan Hukum Hadapi Tantangan Berat

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
Ilustrasi Jambi Satu

Kebakaran hutan dan lahan gambut di Jambi terus meluas, menghanguskan lebih dari 1.879 hektare lahan. Upaya pemadaman terus dilakukan, namun tantangan hukum dan tata kelola lahan menjadi sorotan utama.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi semakin mengkhawatirkan. Luasnya lahan yang terbakar terus bertambah, menandakan adanya masalah mendalam dalam tata kelola lahan, terutama di kawasan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. Hingga saat ini, kebakaran lahan gambut di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, masih belum dapat dikendalikan dan bahkan berpotensi meluas.

Kebakaran di Rantau Panjang, yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu, telah merembet ke dua desa lainnya, yakni Desa Rondang dan Desa Londrang. Menurut analisis citra satelit Sentinel2 oleh Divisi GIS Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, per 27 Agustus 2024, kebakaran di kawasan ini telah menghanguskan areal seluas 927 hektare. Di Tanjung Jabung Barat, kebakaran di Desa Pematang Buluh, Kecamatan Betara, juga terpantau menghanguskan sekitar 120 hektare lahan yang sebagian besar milik perusahaan perkebunan sawit, PT Artha Mulia Mandiri (AMM) dan PT Sungai Bahar Pasifik.

Total luas lahan yang terbakar di Jambi sejak Juli 2024, berdasarkan catatan KKI Warsi, telah mencapai 1.879 hektare. Dengan titik-titik api yang terus bermunculan di berbagai wilayah, kebakaran ini berpotensi semakin meluas dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

Proses pemadaman lahan gambut di Rantau Panjang menghadapi tantangan besar. Lahan gambut dengan kedalaman 1-2 meter sangat sulit dipadamkan karena api dapat menyebar di bawah permukaan tanah, membuatnya sulit terdeteksi dan dipadamkan secara tuntas. Meski berbagai upaya telah dilakukan, baik melalui pemadaman darat oleh Tim Satgas Karhutla, BPBD, TNI, Polri, dan Manggala Agni, maupun melalui water bombing, api masih belum bisa dikendalikan sepenuhnya.

Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jambi, AKBP Taufik Nurmandia, menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki kasus kebakaran lahan gambut ini setelah proses pemadaman selesai. "Rantau Panjang masih kita dalami, karena prosesnya masih pemadaman. Tidak mungkin masih proses pemadaman langsung kita olah TKP. Kita tunggu pendinginan baru bisa," ujarnya.

Namun, hingga saat ini, Polda Jambi belum dapat memastikan total luasan lahan yang terbakar karena proses pemadaman masih berlangsung. Selain itu, meski telah ada 12 tersangka yang ditetapkan dalam kasus karhutla, semuanya merupakan pekerja kebun dan pemilik kebun kecil. Belum ada pihak korporasi yang ditetapkan sebagai tersangka, meskipun kebakaran di Desa Pematang Buluh melibatkan lahan konsesi perusahaan besar seperti PT AMM.

Kebakaran di lahan gambut bukan hanya sulit dipadamkan, tetapi juga menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Lahan gambut yang sejatinya merupakan lahan basah, telah dikeringkan secara paksa untuk dijadikan lahan perkebunan, menyebabkan material organiknya sangat mudah terbakar. Api dapat menyebar di bawah permukaan, membuatnya sulit dideteksi dan dipadamkan.

"Kebakaran di lahan gambut sangat sulit dipadamkan karena yang terbakar bukan hanya bagian permukaan tetapi juga lapisan bawah tanah. Gambut yang kering menjadi bahan bakar sempurna untuk api," kata Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi KKI Warsi. Ia menambahkan bahwa kondisi ini diperparah dengan tingginya kandungan karbon di lahan gambut, yang membuat api bisa terus menyala meski sudah dilakukan pemadaman di permukaan.

Reni juga menekankan pentingnya mengembalikan fungsi ekologi lahan gambut, yang tidak hanya menyimpan karbon dalam jumlah besar, tetapi juga menjadi habitat bagi berbagai spesies endemik dan langka, seperti harimau Sumatera dan orangutan. "Kebakaran ini menandakan adanya kekeliruan dalam tata kelola. Ke depan, harus ada perbaikan dalam pengelolaan lahan gambut agar dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi di Jambi bukan hanya mengancam kesehatan dan lingkungan, tetapi juga masa depan generasi mendatang. Penting bagi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memperbaiki tata kelola lahan dan mencegah kebakaran di masa depan. Tanpa langkah-langkah pencegahan yang tepat, kebakaran seperti ini akan terus menjadi ancaman serius bagi Jambi dan sekitarnya.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network