Di Jambi, grafik stunting pernah membuat kita lega. Dari 22,4 persen tahun 2021, turun jadi 18 persen di 2022. Sebuah capaian yang di banyak daerah lain mungkin masih sulit dicapai. Sayangnya, angka itu kemudian bergerak ke 17,1 persen di 2024. Turun, tapi tidak sedrastis target, 12 persen.
Apakah ini kegagalan?
Tidak.
Ini lebih tepat disebut “pembelajaran”.
Target memang sengaja dipasang agresif oleh pemerintah. Karena kalau target dibuat rendah, semangatnya ikut rendah. Dengan target 12 persen, OPD, pemerintah kabupaten, bahkan desa, dipacu bekerja lebih keras. Bahwa realisasinya 17,1 persen, itu bukan kegagalan, melainkan bukti bahwa masalah stunting jauh lebih kompleks dari sekadar pemberian tablet tambah darah atau PMT di posyandu.
Saya melihat sendiri, pemerintah tak diam. Puluhan miliar dialokasikan, puluhan OPD bergerak, program konvergensi digerakkan. Kota Jambi bisa ditekan sampai 10,8 persen. Artinya, ketika sanitasi lebih baik, layanan kesehatan lengkap, dan edukasi ibu lebih tinggi, hasilnya cepat terlihat.
Lalu kenapa di Batanghari, Muaro Jambi, atau Mendahara Ulu angka stunting masih tinggi?
Karena di sana masalahnya bukan hanya gizi, tapi air bersih, jamban, dan kemiskinan. Penelitian di Mendahara Ulu, Tanjabtim, membuktikan sanitasi dan pengelolaan sampah berhubungan langsung dengan stunting. Jadi tidak adil kalau menyebut pemerintah gagal. Pemerintah bekerja, tetapi masalah di lapangan memang berlapis.
Kita terlalu lama berpikir stunting hanya soal kesehatan. Padahal, sektor kesehatan hanya bisa menyelesaikan 30 persen. Sisanya 70 persen ada di faktor sensitif, sanitasi, pendidikan, kemiskinan, perilaku asuh. Itu sebabnya pemerintah sekarang melibatkan Dinas PU untuk jambanisasi, Dinas Sosial untuk bansos bergizi, Dinas Pendidikan untuk kelas ibu balita, bahkan tokoh agama untuk edukasi PHBS.
Apakah angka 12 persen tercapai?
Tidak.
Tapi dengan tren turun, dengan sistem yang semakin rapi, dengan task force yang sedang disiapkan, Jambi sudah berada di jalur yang benar.
Bagi publik, angka mungkin sekadar statistik. Tapi bagi pemerintah, setiap persentase itu adalah wajah anak-anak Jambi yang tumbuh lebih sehat dari sebelumnya. Dan itu yang membuat target tinggi tetap layak dipasang. Karena jika kita berani bermimpi 12 persen, 17 persen bukanlah kegagalan. Melainkan langkah menuju mimpi itu.(*)
Muawwin (Awin Sutan Mudo)
Add new comment