Semangat Ramadan terasa menghangat di halaman rumah keluarga Joni Arifki. Di tempat itulah, Drs. H. Cek Endra, Anggota DPR RI Fraksi Golkar Dapil Jambi, menggelar reses masa sidang II tahun 2024–2029.
Tak sekadar serap aspirasi, mantan Bupati Sarolangun dua periode ini datang membawa tali asih, bingkisan lebaran, dan sembako dari kantong pribadinya.
Namun lebih dari itu, Cek Endra datang membawa harapan—untuk listrik yang stabil, LPG yang terjangkau, dan tambang minyak rakyat yang legal.
Joni Arifki, tokoh masyarakat setempat, menyambut kedatangan politisi senior itu dengan ucapan yang mewakili harapan warga Pauh.
“Kalau bukan Bang CE, belum tentu masyarakat Pauh ini dikunjungi anggota DPR RI, apalagi dapat kue pembangunan,” kata Joni disambut tepuk tangan hadirin.
“Kita yakin Bang CE mampu memperjuangkan kemajuan daerah dan masyarakat Sarolangun,” tambahnya.
Dalam pidato resesnya, Cek Endra bicara blak-blakan. Keluhan soal listrik dan gas elpiji nyatanya bukan hanya suara dari Sarolangun.
“Kesimpulan saya, listrik PLN ini bagusnya cuma di Pulau Jawa,” ujarnya disambut gelak tawa warga yang juga mengeluh soal pemadaman listrik yang kerap terjadi.
“Saya terus berjuang, baik untuk LPG maupun listrik. Insya Allah, saya akan dorong agar pemerintah pusat memberi perhatian khusus untuk Jambi,” tegasnya.
Tak hanya soal listrik dan gas, Cek Endra membawa satu gagasan penting: legalisasi tambang minyak rakyat. Menurutnya, selama ini aktivitas pengeboran tradisional masyarakat hanya hidup di ujung ketidakpastian. Ia ingin membawa usaha rakyat itu ke jalur legal.
“Kalau legal, masyarakat bisa menjual ke Pertamina dengan harga Rp 5.400 per liter. Saat ini masih di kisaran Rp 3.000-an. Ini potensi besar yang harus kita garap bersama,” paparnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pengelolaan awal bisa dimulai dari sumur-sumur tua bekas pengeboran Belanda, yang datanya sudah tersedia di SKK Migas.
“Saya akan buka akses yang selama ini tertutup, agar rakyat bisa bekerja dengan tenang dan hasilnya bisa menyejahterakan keluarga,” katanya penuh tekad.
Wakil Bupati Sarolangun, Gerry Trisatwika, ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia memberi testimoni yang nyaris tak terbantahkan:
“Dari 10 kali reses, 8 kali Bang CE lakukan di Sarolangun. Itu bukan sekadar hadir, tapi membawa solusi,” ujar Wabup Gerry.
“Kami berharap melalui Pak Cek Endra, masalah listrik dan LPG bisa tuntas. Termasuk legalisasi minyak rakyat,” imbuhnya.
Pemerintah Kabupaten, kata Gerry, sudah bersurat ke PLN dan berharap sinergi bersama Cek Endra bisa mempercepat solusi di lapangan.
Reses itu bukan hanya ajang simbolis. Masyarakat pulang dengan sembako, bingkisan lebaran, dan semangat baru. Tapi lebih penting dari itu, mereka pulang dengan keyakinan bahwa ada wakil rakyat yang masih mau turun, menyapa, dan bertindak nyata.
Cek Endra, dengan segala pengalamannya sebagai kepala daerah dan kini duduk di Komisi XII DPR RI, tampaknya paham betul: politik bukan soal menara gading, tapi soal mendengar dan memperjuangkan dari akar rumput.
Reses ini menjadi bukti bahwa di tengah gegap gempita Jakarta, suara dari Pauh tak dilupakan.(*)
Add new comment