Kerinci

| ada 0 komentar

Hari itu, suasana di Dusun Diilir, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh terasa berbeda. Matahari belum sepenuhnya terbit saat berita mengejutkan mulai menyebar. Diza, seorang pelajar SMPN 4 Sungai Penuh, hilang kontak sejak Kamis, 4 Juli 2024. Yang tersisa hanyalah sepucuk surat yang ditemukan di dalam kamarnya, sebuah surat yang menyiratkan keputusasaan sekaligus tekad.

Surat itu ditulis dengan rapi, dalam bahasa Hamparan Rawang. Setiap kata, setiap kalimat, mengandung pesan yang mendalam dari seorang anak kepada keluarganya.

| ada 0 komentar

Pada suatu pagi yang tenang di Desa Dusun Diilir, Kecamatan Hamparan Rawang, Kota Sungai Penuh, semuanya berubah drastis. Diza, seorang pelajar kelas 3 SMPN 4 Sungai Penuh, tidak kembali ke rumahnya. Kamis, 4 Juli 2024, adalah hari terakhir keluarganya melihat gadis berusia 15 tahun itu. Hingga kini, Diza masih hilang.

Ardi, seorang anggota keluarga, duduk di beranda rumahnya yang sederhana, menggenggam ponsel dengan harapan mendapatkan kabar baik.

| ada 0 komentar

Di sebuah teras rumah, di atas meja kayu panjang yang dipenuhi berkas-berkas dan cangkir kopi yang tinggal setengah, Boy Edwar, Paizal Kadni, dan Karzalo duduk bersama. Wajah-wajah mereka tampak serius, menandakan beratnya diskusi yang tengah berlangsung. Sesekali terdengar, tersirat sebuah rencana besar yang sedang dibicarakan.

| ada 2 komentar

Suasana Gedung Nusantara DPR RI di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat, Senin 24 Juni 2024, terasa penuh semangat dan harapan. Pj. Bupati Kerinci Asraf, S.Pt., M.Si, bersama tim Pemerintah Kabupaten Kerinci, hadir untuk memperjuangkan masa depan Kerinci.

Mereka datang untuk mempertajam kajian akademis mengenai pemekaran Kerinci Hilir, serta ikut dalam pembahasan Daftar Inventaris Masalah (DIM) Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pembentukan Kabupaten Kerinci.