Letnan Jenderal (Letjen) TNI Tandyo Budi Revita saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad). Ia dikabarkan akan dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Wakil Panglima TNI pada Minggu, 10 Agustus 2025, dalam upacara militer di Pusdiklat Pasukan Khusus, Batujajar, Bandung Barat.
Penunjukan Tandyo mengisi posisi Wakil Panglima TNI menandai diaktifkannya kembali jabatan tersebut setelah puluhan tahun vakum. Nama Tandyo mulai mencuat ke publik setelah bocoran susunan acara pelantikan beredar sehari sebelum upacara.
Riwayat Karier Militer dan Pencapaian
Letjen Tandyo Budi Revita memiliki karier militer lebih dari 30 tahun dan telah menduduki berbagai posisi strategis di tubuh TNI Angkatan Darat maupun Kementerian Pertahanan. Sebelum menjabat Wakasad, Tandyo adalah Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro (wilayah Jawa Tengah) pada 2023–2024.
Kariernya terbilang cemerlang dengan rekam jejak menjabat Komandan Komando dan jabatan teritorial hingga staf strategis. Ia pernah menjabat Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Kabadiklat) Kementerian Pertahanan tahun 2021–2023, Direktur Pengembangan Strategi Pertahanan (Dirrah Komhan) Kemhan 2019–2021, Direktur Bela Negara Kemhan 2018–2019, serta sejumlah pos di Markas Besar TNI seperti Perencana Latihan Gabungan.
Di lingkungan TNI AD sendiri, Tandyo pernah memimpin satuan tempur utama Kostrad, antara lain sebagai Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I (2011–2012) dan Komandan Batalyon Infanteri Linud 330/Tri Dharma.
Pengalaman operasionalnya mencakup penugasan pada konflik bersenjata, termasuk Operasi Seroja di Timor Timur dan operasi penanggulangan separatisme di Papua, yang memberinya wawasan lapangan luas. Atas pengabdiannya, Tandyo juga telah menerima berbagai tanda kehormatan militer, di antaranya Bintang Dharma dan Bintang Yudha Dharma Nararya pada 2019, penghargaan yang mencerminkan dedikasi dan prestasinya selama berdinas.
Latar Belakang Pendidikan dan Kesatuan Asal
Tandyo Budi Revita lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Februari 1969. Ia lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1991 dan memilih kecabangan Infanteri Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai kesatuan awalnya.
Latar belakang Kostrad memberinya landasan karier di pasukan tempur strategis TNI AD. Dalam perjalanan dinas, Tandyo terus meningkatkan kualifikasi melalui pendidikan militer lanjutan: ia tercatat menyelesaikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) angkatan 44 tahun 2006, Sekolah Staf dan Komando TNI (Sesko TNI), hingga kursus Lemhannas – bekal penting untuk menempati jabatan tinggi.
Secara akademis, Tandyo meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dan Magister Sains (M.Si), menunjukkan perpaduan antara pendidikan militer dan umum. Pengalaman penugasan awalnya di Kostrad, termasuk di Yonif Linud 330/Tri Dharma yang bermarkas di Bandung, turut membentuk kemampuan kepemimpinannya sejak perwira pertama.
Reputasi di Internal TNI dan Kalangan Sipil
Di kalangan internal TNI, Letjen Tandyo dikenal sebagai perwira yang profesional dan berpengalaman luas. Berbagai jabatan penting yang pernah diembannya, dari satuan tempur, teritorial, hingga staf Kemenhan, membuatnya dipandang mampu menjembatani koordinasi lintas-matra.
Ia juga seangkatan dengan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (Akmil 1991), faktor yang turut memperkuat jejaring dan komunikasi di pucuk pimpinan TNI. Sosok Tandyo disebut memiliki reputasi sebagai “orang kepercayaan” bagi pimpinan.
Analis militer Universitas Nasional, Selamat Ginting, mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo “begitu percaya Tandyo Budi” dibanding perwira tinggi lain dalam bursa Wakil Panglima TNI. Kepercayaan ini tercermin dari kerapnya Tandyo dilibatkan dalam rapat-rapat penting bidang pertahanan bersama presiden, di mana pejabat lain seperti Wakil KSAL atau Wakil KSAU tidak selalu hadir.
Di kalangan sipil dan publik luas, nama Tandyo Budi Revita sebelumnya relatif jarang terdengar. Ia bukan figur yang sering muncul di media sebelum berita pengangkatannya mencuat. Tidak ada catatan kontroversial terkait dirinya.
Tandyo lebih dikenal sebagai prajurit karier yang fokus bertugas. Baru ketika muncul kabar Presiden Prabowo akan menunjuknya sebagai Wakil Panglima TNI, sosoknya menjadi sorotan media nasional. Reputasinya di mata masyarakat cenderung positif atau netral, didukung profil bersih dan rekam jejak panjang tanpa isu miring. Dengan modal reputasi internal yang solid dan citra publik yang bebas kontroversi, Tandyo dipandang mampu membantu Panglima TNI memperkuat sinergi TNI serta menjembatani komunikasi dengan pemerintah dan masyarakat.
Hubungan dengan Presiden Prabowo
Hubungan profesional antara Letjen Tandyo Budi Revita dan Presiden Prabowo Subianto terjalin erat setidaknya sejak Prabowo menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) periode 2019–2024. Pada masa itu Tandyo menjabat sebagai perwira tinggi di Kementerian Pertahanan (Kabadiklat Kemhan) berpangkat mayor jenderal, sehingga sering berkoordinasi langsung di bawah arahan Prabowo.
Menjelang akhir masa jabatan Prabowo sebagai Menhan, Tandyo dipercaya mengemban posisi Pangdam IV/Diponegoro pada akhir 2023, sebuah promosi strategis yang dinilai atas restu Prabowo. Langkah karier Tandyo yang moncer di era Menhan Prabowo memperlihatkan kedekatan dan kepercayaan antara keduanya. Pengamat menyebut Prabowo sangat mempercayai Tandyo untuk mengisi kursi Wakil Panglima TNI, mengungguli kandidat lain dari matra berbeda.
Secara historis, Prabowo dan Tandyo juga memiliki kemiripan latar belakang di dunia militer. Keduanya pernah bertugas dalam Operasi Militer di Timor Timur (Operasi Seroja) pada masa konflik di wilayah tersebut, meski di era dan satuan berbeda.
Selain itu, keduanya sama-sama berkarier di Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I Kostrad. Prabowo pernah menjabat sebagai Kepala Staf Brigade 17 di awal kariernya, sementara Tandyo puluhan tahun kemudian menjadi Komandan Brigade 17 tersebut. Kesamaan pengalaman tempur dan penugasan elite ini ikut menjadi ikatan historis yang mempererat pemahaman mereka.
Dari sisi ideologis, Tandyo merupakan perwira TNI profesional yang loyal pada prinsip Sapta Marga dan kebijakan pemerintah, sejalan dengan visi pertahanan Prabowo. Tidak ada catatan afiliasi politik praktis dari Tandyo, namun kedisiplinan dan nasionalismenya dianggap sejalan dengan garis kepemimpinan Prabowo yang sama-sama berlatar belakang militer.
Kombinasi kedekatan personal dan kesamaan pengalaman membuat komunikasi antara Presiden Prabowo dan Tandyo terjalin lancar. Hal ini diyakini akan menjadi modal positif saat Tandyo menjabat Wakil Panglima TNI, karena ia memahami gaya kepemimpinan Prabowo dan dapat menerjemahkan arahan presiden dalam operasional TNI.
Penunjukan Tandyo oleh Presiden Prabowo pun dipandang sebagai langkah mengonsolidasikan jajaran TNI dengan figur yang ia kenal dan percayai, demi efektivitas komando di tengah tantangan keamanan yang kian kompleks.(*)
Add new comment