Jambi – Aksi brutal yang menewaskan Matnur, seorang sopir travel yang jasadnya ditemukan di kawasan Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, kini mulai menemui titik terang. Dua dari tiga pelaku yang diduga terlibat dalam pembunuhan keji ini, yakni AT warga Jambi dan AI warga Bayung Lencir, Sumsel, resmi dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polda Jambi. Langkah ini diambil setelah salah satu pelaku, Heri Susanto (HS), berhasil ditangkap lebih dulu oleh tim gabungan kepolisian di wilayah Jakarta beberapa waktu lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira, mengonfirmasi bahwa AT dan AI masih dalam pelarian dan telah menjadi buronan. "Kita memasukkan mereka dalam DPO untuk mempersempit ruang gerak mereka. Kami berharap dalam waktu dekat kedua pelaku ini segera tertangkap," ujar Andri, Jumat (11/10/2024).
Matnur, seorang sopir travel asal Jambi yang sehari-hari melayani rute Kuala Tungkal-Jambi, tewas dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia ditemukan tak bernyawa setelah dibunuh dengan cara kejam oleh tiga penumpang travelnya. Berdasarkan hasil pra-rekonstruksi yang digelar di lokasi kejadian di depan rumah dinas Walikota Jambi, para pelaku ternyata telah merencanakan pembunuhan ini dengan matang.
Pada siang bolong, di tengah sepinya jalan Prof Dr Sri Sudewi Maschun Sopyan, Matnur dihabisi dengan keji. Dua pelaku yang duduk di baris belakang mobil menjerat leher Matnur menggunakan tali yang sudah mereka persiapkan. Sementara Heri Susanto, yang duduk di samping korban, turut melakban mulut dan mata Matnur untuk memastikan korban tak bisa melawan.
Setelah memastikan Matnur tak bernyawa, ketiga pelaku memasukkan jasadnya ke dalam bagasi mobil Toyota Fortuner milik korban, lalu membuang tubuhnya di Desa Telang, Bayung Lencir. Mobil korban dibawa kabur oleh para pelaku, namun hingga kini kendaraan tersebut belum ditemukan.
Sementara itu, Heri Susanto, salah satu pelaku yang sudah tertangkap, kini berada dalam penahanan Polda Jambi setelah dilimpahkan dari Polsek Bayung Lencir. Dari hasil pemeriksaan Heri, pihak kepolisian mengetahui peran masing-masing pelaku dalam aksi brutal tersebut. Namun, dua pelaku lainnya, AT dan AI, masih buron. "Kami sedang menunggu hasil gelar perkara untuk mengembangkan penyelidikan lebih lanjut," kata Kombes Pol Andri.
Polda Jambi berjanji akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk memburu dua pelaku lainnya. Andri menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman bagi para pelaku pembunuhan ini. "Kami tahu peran mereka. Kami akan terus memburu mereka sampai tertangkap. Publik juga bisa membantu kami dengan memberikan informasi jika melihat dua tersangka yang masuk DPO ini," tambahnya.
Fakta bahwa pembunuhan ini terjadi di tengah siang bolong, tepat di depan rumah dinas Walikota Jambi, membuat kasus ini menjadi sorotan publik. Para pelaku terlihat sangat tenang dan terorganisir saat mengeksekusi korban di area yang sepi, memanfaatkan waktu siang hari saat lalu lintas sepi. "Kami menduga mereka memang memilih lokasi dan waktu ini karena minimnya saksi mata dan aktivitas di sekitar," jelas Andri.
Aksi yang berawal dari niat merampas kendaraan ini kini berujung pada perburuan dua buron yang semakin mempersempit ruang gerak mereka. Tindakan sadis ini tak hanya membuat trauma di keluarga korban, tetapi juga meningkatkan kekhawatiran di kalangan sopir travel lainnya di Jambi.
Atas tindakan keji yang dilakukan, para pelaku pembunuhan Matnur dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang senjata api, dengan ancaman hukuman maksimal berupa pidana mati atau penjara seumur hidup. Selain itu, mereka juga dikenai Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman penjara hingga 7 tahun.
Kini, Polda Jambi tengah berkoordinasi dengan Polres Musi Banyuasin dan pihak kepolisian di berbagai wilayah untuk mempercepat penangkapan dua pelaku lainnya.
"Pembunuhan ini adalah aksi yang sangat terencana dan brutal. Kami akan memastikan keadilan ditegakkan untuk korban dan keluarganya," tegas Andri.
Masyarakat Jambi diimbau untuk lebih waspada dan berhati-hati, terutama bagi para sopir travel, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.(*)
Add new comment