Pemerintah Kabupaten Batanghari mengalokasikan bantuan pupuk dan benih bagi petani di empat kecamatan, dengan target produksi 100 ton benih untuk musim tanam tahun depan.
Batanghari – Pemerintah Kabupaten Batanghari melalui Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (PPP) sedang berupaya memperkuat ketahanan pangan di wilayahnya dengan langkah strategis yang lebih ambisius. Pada tahun 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk menyediakan bantuan pupuk dan benih kepada para petani di empat kecamatan, dengan target besar: menciptakan kemandirian dalam penyediaan benih padi.
Roma Uliana, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas PPP Kabupaten Batanghari, mengungkapkan bahwa bantuan tersebut akan mencakup 50 hektare lahan sawah di Kecamatan Mersam, Maro Sebo Ulu, Maro Sebo Ilir, dan Pemayung. Namun, bantuan ini bukan sekadar program biasa. Pemerintah menargetkan agar dari lahan tersebut, para petani dapat menghasilkan setidaknya 100 ton benih padi yang siap ditanam untuk musim tanam tahun 2024.
"Kami tidak hanya memberikan bantuan pupuk dan benih untuk 50 hektare lahan, tetapi juga mendorong para petani agar mampu memproduksi benih sendiri, sehingga di masa depan mereka tidak lagi bergantung pada benih dari luar daerah," tegas Roma Uliana. "Jika setiap hektare lahan mampu menghasilkan dua ton benih, kita akan memiliki stok benih yang cukup untuk mengamankan musim tanam berikutnya."
Strategi ini mengindikasikan perubahan fokus pemerintah dari sekadar memberikan bantuan langsung menjadi upaya membangun ketahanan jangka panjang di sektor pertanian. Dengan menyediakan benih yang cukup, Pemkab Batanghari ingin memastikan bahwa petani tidak hanya mendapat bantuan sesaat, tetapi juga memperoleh dukungan untuk mengatasi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah, yang kerap menjadi beban ekonomi dan logistik.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah langkah ini cukup? Di tengah tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga, mampukah program ini benar-benar menjawab kebutuhan petani di lapangan? Selain itu, pemerintah perlu memastikan bahwa bantuan ini tidak hanya sampai di atas kertas tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh petani di lapangan.
Jika program ini berhasil, Kabupaten Batanghari tidak hanya akan menjadi lebih mandiri dalam urusan pangan, tetapi juga dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. Namun, kegagalan dalam implementasi bisa membuat petani kembali terjerat dalam ketergantungan dan ketidakpastian yang sama.(*)
Add new comment