SAS Dikenal Anak Periang, Mahasiswi UIN yang Bunuh Diri dari Gedung Mahligai 9 Bank Jambi

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
IST

Kepergian SAS, mahasiswi semester akhir UIN STS Jambi, masih menyisakan misteri dan duka mendalam. SAS, anak asal Linggau Provinsi Sumsel itu ditemukan tewas setelah melompat dari lantai 12 gedung Mahligai 9 Bank Jambi. Kasusnya masih meninggalkan banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif dan latar belakang tragis di balik kasus ini.

Tim Jambi Satu (anak grup Jambi Link) mendapat berbagai tanggapan dari teman-teman SAS di bangku kuliahnya. Mereka kaget dan tak menyangka SAS bertindak senekat itu. Di lingkaran teman-temannya, SAS dikenal anak yang periang.

SAS Dikenal anak Ceria

Berita tragis ini menggemparkan dan menggugah berbagai reaksi dari teman-teman kampus SAS, seperti gelombang yang menghantam pantai dengan keras. Tim Jambi Satu, yang merupakan anak grup Jambi Link, mengumpulkan tanggapan ini dari komentar-komentar teman-teman SAS di beranda media sosial Jambi Satu/Jambi Link.

Tanggapan-tanggapan ini mencerminkan betapa mendalamnya kesedihan dan keprihatinan yang dirasakan oleh mereka yang mengenal SAS.

Neweraboy, seorang mahasiswa akhir di UIN, mengungkapkan empatinya yang mendalam.

“Susah memang survive dengan kondisi mental psikis,” tulisnya, menunjukkan betapa beratnya beban mental yang mungkin dirasakan oleh SAS.

Ucapannya menggambarkan perjuangan yang tak terlihat di balik senyuman dan keceriaan SAS sehari-hari.

Dari sudut lain, @bbyshrak0 mengekspresikan keterkejutannya.

“Anaknya keliatan ceria terus. Jadi gak kepikiran kalo dia punya masalah seberat itu,” katanya.

Komentar ini menggarisbawahi bagaimana penampilan luar seseorang tidak selalu mencerminkan apa yang sebenarnya mereka rasakan di dalam.

Fadillah, teman sekelas SAS, dengan kenangan yang penuh kebahagiaan, menambahkan, “Bener banget kak, beliau orang yang ceria dan membuat teman-temannya selalu ketawa.”

Pernyataannya menggambarkan betapa SAS selalu membawa tawa dan kebahagiaan ke dalam hidup teman-temannya, meninggalkan kenangan indah yang kini terasa pahit.

Sementara itu, TariOctavia, seorang mahasiswa dari program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), mengajukan saran yang sangat penting.

“UIN harus buat ruang konseling sih,” ujarnya.

Dengan kata-kata sederhana namun bermakna, dia menyoroti perlunya dukungan dan ruang bagi mahasiswa untuk berbicara dan mendapatkan bantuan profesional dalam menghadapi masalah-masalah pribadi.

Setiap komentar ini bukan hanya sekedar kata-kata, melainkan curahan hati yang mencerminkan betapa besarnya pengaruh SAS terhadap teman-temannya. Tanggapan-tanggapan ini menggambarkan betapa SAS adalah sosok yang membawa cahaya dan kebahagiaan bagi banyak orang di sekitarnya.

Kehilangannya meninggalkan jejak yang dalam di hati mereka, mengingatkan kita semua akan pentingnya perhatian dan dukungan emosional bagi mereka yang mungkin sedang berjuang dalam kesunyian.

Komentar rekan-rekan SAS yang masuk ke Jambi Satu/Jambi Link

Penyidikan Polisi

Kapolsek Telanaipura AKP Harefa menjelaskan bahwa pihaknya telah memeriksa rekaman CCTV di tempat kejadian. Dari rekaman terlihat SAS tampak gelisah sebelum akhirnya memutuskan untuk melompat.

“Kami sedang menyelidiki motif di balik tindakan ini. Informasi dari keluarga dan teman-teman dekatnya sedang kami kumpulkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas,” kata Harefa.

Menurut analisis awal, diduga SAS mengalami tekanan berat, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Berdasarkan keterangan keluarga, korban mungkin mengalami stres berat yang mempengaruhi kondisi mentalnya.

Perlunya Dukungan Psikologis

Insri Wahyuni, mahasiswa lainnya, menekankan bahwa masalah yang dihadapi SAS mungkin bukan hanya terkait dengan tekanan akademik.

“Kita enggak bisa bilang permasalahan di satu titik yaitu semester akhir atau skripsi. Bisa jadi alm mempunyai persoalan lain yang dia sendiri tidak bisa dan tidak tahu cara mencari jalan keluarnya,” ungkapnya.

Nur942 mengingatkan teman-temannya untuk tidak langsung menyimpulkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh skripsi atau tekanan dosen.

“Maaf ya teman-teman. Jangan langsung menyimpulkan bahwa kejadian ini dikarenakan skripsi atau dipersulit dosen. Karena masalah yang terjadi sama beliau ini hanya dia yang tahu,” tulisnya.

Sikap Universitas

Rektorat UIN STS Jambi juga turut berduka atas kejadian tragis ini. Rektor Prof. As'ad Isma, dalam keterangan tertulis, menginstruksikan para dekan untuk segera mengambil langkah strategis.

“Saya minta mulai dari rektorat hingga ke level dekan dan program studi untuk lebih berperan aktif. Kita harus lebih maksimal, intensif, dan interaktif lagi dengan mahasiswa,” tegasnya.

Rektor juga berharap semua pejabat di universitas dapat memberikan pelayanan terbaik dan selalu aktif membantu mahasiswa yang menghadapi kendala dalam perkuliahan.

"Kita harus lebih peduli dengan kondisi mental mahasiswa kita," imbuhnya.

Kematian SAS menjadi pengingat bagi banyak pihak akan pentingnya kesehatan mental dan dukungan psikologis di lingkungan akademik. Para mahasiswa berharap adanya ruang konseling yang memadai di kampus dan perhatian lebih terhadap kondisi mental para mahasiswa.

Kasus ini menunjukkan bahwa di balik senyum ceria seseorang, bisa jadi tersimpan beban berat yang tidak terlihat. Kepedulian dan dukungan dari lingkungan sekitar sangatlah penting untuk mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.(*)

Comments

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network