Menyemai Impian di Kebun Hidroponik: Petualangan Pelajar An Nahl di Dunia Hijau Pertamina

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

Kunjungan siswa SDIT Al-Nahl ke Gerai Energi Pertamina EP Jambi Field menjadi pengalaman belajar yang menginspirasi. Anak-anak diajarkan menanam sayuran dengan teknik hidroponik. Mereka diajak berpetualang, merasakan langsung keajaiban pertanian urban di tengah kota. Program CSR ini tak hanya edukatif, tapi juga berperan dalam pemberdayaan ekonomi. Kunjungan ini menanamkan harapan hijau bagi masa depan.

***

Matahari pagi itu bersinar cerah di langit Jambi, menambah kehangatan dan semangat hari. Di Gerai Energi Pertamina EP Jambi Field, suara tawa dan celoteh riang bocah bergema, membawa suasana ceria yang menular ke setiap orang di sekitarnya. Hari itu, Jumat, 2 Agustus 2024, bukanlah hari biasa di gerai ini. Sebanyak 75 siswa kelas 1 dari SD Islam Terpadu (SDIT) Al-Nahl berkunjung untuk menjalani sebuah petualangan tematik yang mengubah cara pandang mereka tentang dunia, tanaman, dan masa depan.

Di tengah keramaian itu, Dewi, guru pendamping yang penuh kasih, berdiri dengan bangga. Wajahnya berseri-seri melihat murid-muridnya begitu bersemangat.

“Kunjungan Tematik adalah bagian penting dari kurikulum kami,” ujarnya kepada para orang tua yang mengantar anak-anak mereka.

“Kami ingin anak-anak mengalami pembelajaran langsung, merasakan dunia nyata yang selama ini hanya mereka dengar di kelas,” imbuhnya.

Anak-anak, dengan seragam khas An Nahl yang bersih dan rapi, melangkah riang ke dalam gerai. Mata mereka berbinar. Di sana, mereka disambut Kelompok Hidroponik Barokah, sekelompok individu berdedikasi yang berperan sebagai fasilitator dalam perjalanan edukasi ini.

Ngadirah, ketua kelompok, menyapa mereka dengan senyum hangat.

“Selamat datang di dunia tanaman hidroponik, anak-anak. Hari ini, kalian akan belajar bagaimana menanam tanpa tanah,” katanya, membimbing mereka ke dalam green house.

Di dalam green house, anak-anak disuguhkan pemandangan menakjubkan: deretan tanaman hijau yang tumbuh subur tanpa tanah. Bayam, sawi, pokchoy, mint, dan selada menyambut mereka dengan dedaunan segar yang bergoyang lembut diterpa angin.

“Wow, lihat ini!” seru seorang anak, menunjuk ke tanaman yang tingginya hampir menyamai tubuh mungilnya. Teman-temannya berkerumun, ingin menyentuh daun-daun segar itu, merasakan tekstur lembut yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

“Loh, tanahnya mana?” tanya seorang bocah dengan polos, membuat semua orang tertawa.

Kunjungan siswa An Nahl ke Gerai Hidroponik Pertamina

Ngadirah menjelaskan dengan sabar.

“Tanaman ini tidak memerlukan tanah. Mereka mendapatkan nutrisi dari air yang sudah diperkaya. Ini adalah cara bertani modern yang cocok untuk daerah perkotaan seperti tempat kita tinggal ini,” jelasnya.

Setelah puas mengamati tanaman, anak-anak diajak untuk mencoba menanam sendiri dengan teknik hidroponik. Mereka dibagi ke dalam kelompok kecil. Masing-masing diberi benih dan media tanam. Suasana menjadi riuh dengan semangat. Pertanyaan demi pertanyaan meluncur dari mulut-mulut mungil yang penasaran.

“Ini biji apa?” tanya seorang anak sambil memegang benih di tangannya. “Bagaimana cara menyemainya?” tanya yang lain.

Di tengah kesibukan itu, Dewi merasa bangga melihat murid-muridnya belajar dengan cara yang begitu menyenangkan.

“Pembelajaran seperti ini jauh lebih efektif. Anak-anak tidak hanya belajar teori, tetapi juga praktik langsung,” katanya kepada seorang guru dari kelompok lain yang turut mendampingi.

Ngadirah dan timnya memberikan penjelasan tentang perawatan tanaman hingga manfaat kesehatannya.

“Setelah tanaman ini dipanen, kalian bisa langsung memakannya. Sayur ini menyehatkan dan bisa juga diolah menjadi jus,” katanya, memberikan pemahaman baru kepada anak-anak tentang pentingnya sayuran dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai hadiah atas kunjungan ini, setiap anak menerima segelas jus sayur segar, hasil dari tanaman yang mereka lihat tadi, yang membuat mereka merasa bangga dan puas.

Kunjungan seperti ini telah menjadi bagian dari program rutin Gerai Energi sejak peresmian pada tahun 2020. Gerai ini, yang merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina EP Jambi Field, mengusung konsep eduwisata dengan urban farming. Di tengah kota yang padat, di mana lahan semakin sempit, program ini hadir sebagai solusi inovatif yang tidak hanya mengedukasi tetapi juga memberdayakan masyarakat.

“Gerai Energi tidak hanya tempat belajar, tetapi juga penggerak ekonomi lokal,” jelas Afrianto, Pjs Head of Comrel & CID PHR Zona 1.

Suasana pembelajaran lapangan siswa An Nahl di Pertamina

Ia menjelaskan setiap kunjungan seperti ini berkontribusi pada perputaran ekonomi. Biaya partisipasi digunakan untuk mendukung kegiatan di gerai serta program edukasi hidroponik yang dikelola oleh Kelompok Hidroponik Barokah.

Inisiatif ini telah mendapat pengakuan luas, termasuk penghargaan Local Economy Enhancement of The Year pada ajang Marketing Excellence Awards. Prestasi ini menegaskan komitmen Pertamina EP Jambi Field dalam menerapkan prinsip keberlanjutan dalam bisnisnya.

“Kolaborasi dengan masyarakat adalah kunci keberhasilan program ini,” tegas Afrianto.

“Kami bangga atas kerja keras tim dan dukungan dari seluruh stakeholder,” imbuhnya.

Seperti program Minerbal, yang sukses mengolah rempah lokal menjadi produk unggulan selama masa pandemi, Gerai Energi diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi kelompok dan masyarakat sekitar.

“Kami ingin memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat,” ungkap Afrianto, menutup percakapan dengan optimisme.

Ketika siang menjelang dan kunjungan itu berakhir, anak-anak meninggalkan Gerai Energi dengan pengetahuan baru dan kenangan yang akan mereka bawa sepanjang hidup mereka. Mereka melangkah keluar dengan harapan, membayangkan dunia di mana setiap benih yang mereka tanam akan tumbuh menjadi pohon yang kuat dan memberi manfaat bagi semua.

Di tengah kota yang sibuk ini, mereka belajar bahwa masa depan yang lebih hijau dimulai dari satu benih kecil, satu pelajaran berharga, dan satu harapan yang tak pernah padam. Dengan setiap langkah kecil, mereka menanam benih harapan yang suatu hari akan berbuah manis, mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network