Jambi – Meskipun Provinsi Jambi sering diguyur hujan belakangan ini, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih terus meluas. Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, total luas lahan yang terbakar sejak awal tahun hingga 19 Oktober 2024 mencapai 1.079 hektar.
Lahan yang terbakar lebih didominasi oleh lahan kosong, mencapai 99,95%, sementara hutan yang terbakar hanya sebesar 0,05%. Kebakaran lahan di Jambi lebih sering terjadi di lahan mineral (55,02%) dibandingkan lahan gambut (44,98%).
Pada 20 Oktober 2024, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan masih terjadi di dua wilayah, yakni Kabupaten Bungo dan Sarolangun. Di Desa Teluk Panjang, Kecamatan Bathin III, Bungo, terdapat tambahan kebakaran seluas 0,25 hektar, sedangkan di Desa Danau Serdang, Kecamatan Pauh, Sarolangun, tercatat kebakaran seluas 1 hektar lahan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jambi, Andre Eko Rinjani, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mencegah kebakaran, meskipun lahan gambut tetap menjadi tantangan besar karena sulit diantisipasi.
Sementara itu, berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis BMKG Provinsi Jambi, untuk periode 21-27 Oktober 2024, cuaca di wilayah Jambi diperkirakan cerah dan berawan, dengan kemungkinan hujan ringan hingga sedang di beberapa kabupaten. Potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang diprediksi akan terjadi di wilayah Batanghari dan Muaro Jambi.
Selain itu, dalam periode 1-20 Oktober 2024, terdeteksi 78 titik panas di beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Kabupaten Sarolangun menjadi wilayah dengan titik panas terbanyak, yakni 19 titik, diikuti Tanjung Jabung Barat dengan 21 titik panas.
Upaya pencegahan terus dilakukan, namun tantangan di lahan gambut dan cuaca yang tidak menentu menjadi faktor utama yang mempersulit penanganan Karhutla di Provinsi Jambi. (*)
Add new comment