Rang Kayo Hitam

| ada 0 komentar

Di tengah perayaan Hari Adat Melayu Jambi 2024, suasana khidmat menyelimuti pemakaman Datuk Orang Kayo Hitam di Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di lokasi bersejarah ini, Raden Ridwan Muchtar bersama anggota Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi melakukan ziarah untuk mengenang dan menghormati leluhur yang berjasa membentuk budaya Jambi.

Di bawah langit biru yang cerah, Raden Ridwan Muchtar berdiri dengan penuh penghormatan.

| ada 1 komentar

Di balik keindahan dan kekayaan budaya Jambi, terdapat sosok legendaris yang kisahnya telah mewarnai sejarah panjang provinsi ini. Mayang Mangurai, seorang putri yang terkenal dalam cerita rakyat Jambi, memiliki hubungan erat dengan keluarga Rang Kayo Hitam, leluhur orang Melayu Jambi. Kisah Mayang Mangurai bukan hanya sekadar dongeng, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya Jambi.

| ada 2 komentar

Oleh:

Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal

Pada sore yang tenang di tahun 2020, saya dan Fachrori Umar, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jambi, melangkah mantap menuju Kantor KPU Jambi. Kami mengenakan pakaian adat Melayu lengkap, sebuah keputusan yang bukan hanya simbolis, tetapi juga pernyataan tegas bahwa budaya Melayu masih hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat Jambi.

| ada 0 komentar

Sejarah nenek moyang orang Melayu Jambi adalah sebuah cerita yang kaya dengan legenda dan budaya. Kisah ini dimulai dengan tokoh penting, Datuk Paduko Berhalo, yang menjadi cikal bakal peradaban Melayu di Jambi.

Datuk Paduko Berhalo berasal dari Turki. Sebagai seorang bangsawan dan ulama, beliau datang ke wilayah Jambi membawa pengaruh besar dalam penyebaran Islam. Menurut cerita yang diwariskan turun-temurun, Datuk Paduko Berhalo adalah sosok yang dihormati karena pengetahuannya yang luas dan kepemimpinannya yang bijaksana.

| ada 0 komentar

Latar Belakang dan Keluarga

Sultan Thaha Syaifudin adalah salah satu sultan terakhir dari Kesultanan Jambi yang dikenal atas perjuangannya melawan kolonialisme Belanda. Ia lahir sekitar tahun 1816 dan merupakan putra dari Sultan Fachruddin, sultan Jambi yang memerintah pada pertengahan abad ke-19. Sultan Thaha Syaifudin memiliki silsilah keluarga yang kuat dan mulia, dengan garis keturunan yang dapat ditelusuri hingga ke leluhurnya, Rang Kayo Hitam, seorang raja Melayu Islam di Jambi yang sangat dihormati.