Di tengah perayaan Hari Adat Melayu Jambi 2024, suasana khidmat menyelimuti pemakaman Datuk Orang Kayo Hitam di Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di lokasi bersejarah ini, Raden Ridwan Muchtar bersama anggota Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi melakukan ziarah untuk mengenang dan menghormati leluhur yang berjasa membentuk budaya Jambi.
Di bawah langit biru yang cerah, Raden Ridwan Muchtar berdiri dengan penuh penghormatan.
“Saya harap generasi muda dan teman-teman seangkatan, mari kita jaga budaya dan adat istiadat Jambi seperti yang dicita-citakan Datuk Orang Kayo Hitam,” ujarnya. Kata-katanya tegas namun penuh harapan, menyerukan pentingnya melestarikan tradisi di tengah derasnya arus budaya asing yang terus berdatangan.
Pemakaman ini tidak hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga situs penting yang menyimpan sejarah dan nilai-nilai luhur. Di dalamnya terdapat empat makam yang dikeramatkan: makam Datuk Orang Kayo Hitam, makam Putri Mayang Mangurai, makam Kucing Peliharaan Rang Kayo Hitam, dan makam Datuk Daud Bin Ibrahim, penjaga pertama makam Datuk Orang Kayo Hitam.
Raden Ridwan bersama anggota Lembaga Adat Melayu Jambi memulai kegiatan dengan tabur bunga, sebuah tradisi yang sarat makna. Setiap kelopak bunga yang jatuh seolah membawa doa dan harapan untuk terus menjaga dan melestarikan adat istiadat yang telah diwariskan.
Ziarah ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga jati diri budaya. Raden Ridwan menekankan bahwa menjaga adat bukanlah tugas yang ringan, terutama di era globalisasi yang menawarkan berbagai pengaruh dari luar. Namun, ia percaya bahwa dengan komitmen dan kerja sama, generasi muda Jambi mampu menjaga dan mengembangkan warisan budaya mereka.
“Kita harus bangga dengan warisan budaya kita. Datuk Orang Kayo Hitam telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Jambi, dan kini tugas kita untuk menjaga dan menghormati itu,” tambah Raden Ridwan.
Acara ziarah ini juga menjadi momen penting untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya adat istiadat. Banyak di antara mereka yang mungkin belum sepenuhnya memahami nilai-nilai dan sejarah yang terkandung dalam tradisi ini. Dengan kehadiran tokoh-tokoh seperti Raden Ridwan Muchtar, harapan untuk menjaga warisan budaya tetap hidup menjadi lebih nyata.
Usai tabur bunga, para peserta ziarah mengadakan doa bersama, memohon agar leluhur mereka selalu diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan dan agar mereka selalu diberkahi dalam usaha melestarikan budaya Jambi. Suara doa yang lirih namun penuh harap mengisi udara, menciptakan suasana yang syahdu dan penuh makna.
Dengan berakhirnya kegiatan ziarah, para peserta kembali dengan tekad yang diperbarui. Mereka berjanji untuk terus menjaga dan melestarikan adat istiadat Jambi, sesuai dengan cita-cita para leluhur mereka. Ziarah ini menjadi pengingat bahwa di tengah segala perubahan, akar budaya harus tetap dijaga dan dihormati.
Hari Adat Melayu Jambi 2024 bukan hanya perayaan, tetapi juga momentum refleksi dan pembaruan komitmen untuk melestarikan warisan budaya. Melalui kegiatan seperti ziarah ini, generasi muda diajak untuk memahami dan menghargai nilai-nilai budaya mereka, memastikan bahwa warisan ini tetap hidup dan berkembang di masa depan.(*)
Sumber : Harian Haluan
Add new comment