Pusri Amsy - Mulyadi Yacub berhasil memenuhi syarat sebagai calon perseorangan di Pilwako Sungai Penuh 2024. Meskipun melalui proses yang penuh tantangan dan kontroversi, mereka kini siap bertarung dengan kekuatan rakyat di belakang mereka.
Proses panjang dan berliku akhirnya membawa pasangan Pusri Amsy - Mulyadi Yacub ke titik krusial dalam perjalanan politik mereka. Setelah melalui serangkaian verifikasi dan pleno rekapitulasi yang penuh tantangan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sungai Penuh secara resmi menyatakan bahwa pasangan ini memenuhi syarat untuk maju sebagai calon perseorangan dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Sungai Penuh 2024. Keputusan ini membuka jalan bagi pasangan yang mengklaim diri sebagai "calon dari rakyat" untuk bertarung di panggung politik yang lebih besar.
Namun, pencapaian ini bukan tanpa kontroversi dan tantangan. Proses rekapitulasi faktual yang dilakukan oleh KPU Kota Sungai Penuh sempat memicu spekulasi tentang keberpihakan dan transparansi. Isu ini mencuat karena banyak pihak yang meragukan apakah semua tahapan telah dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Ketua KPU Kota Sungai Penuh, Jumiral, dalam keterangannya, berupaya meredam spekulasi tersebut dengan menegaskan bahwa seluruh proses dilakukan secara objektif dan sesuai aturan.
"Setelah pleno rekapitulasi dukungan calon perseorangan, kami menyatakan bahwa dukungan telah memenuhi syarat yang diperlukan," ujar Jumiral, seolah ingin mengakhiri semua keraguan yang berkembang.
Namun, di balik pernyataan resmi ini, ada pertanyaan besar yang menggantung: Apakah proses ini benar-benar mencerminkan kehendak rakyat, atau ada dinamika lain yang bermain di belakang layar? Pusri Amsy, sebagai figur sentral dari pasangan ini, menyadari sepenuhnya bahwa pencalonannya bukan sekadar persoalan administrasi, tetapi juga ujian dari komitmen dan kekuatan politiknya.
"Alhamdulillah, kami telah memenuhi syarat sebagai calon perseorangan," ucap Pusri dengan nada yang mencerminkan perpaduan antara kelegaan dan kesiapan untuk menghadapi tantangan selanjutnya.
Namun, dia juga tidak mengabaikan pentingnya dukungan rakyat yang disebutnya sebagai landasan utama dari pencalonannya.
"Pasangan Pusri-Mulyadi adalah cerminan aspirasi rakyat, dan kami akan berjuang bersama mereka. Ini adalah perjuangan yang tidak bisa dianggap enteng," tambahnya.
Pernyataan Pusri ini menyoroti sebuah narasi yang semakin jarang ditemui di dunia politik: perlawanan dari bawah. Dengan latar belakang sebagai calon perseorangan, Pusri dan Mulyadi menghadapi tantangan besar untuk bersaing dengan calon dari partai-partai besar yang lebih terstruktur dan memiliki sumber daya lebih besar. Namun, justru di sinilah letak kekuatan mereka—mengandalkan energi dan dukungan dari akar rumput.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, fokus Pusri-Mulyadi kini adalah memperkuat tim pemenangan yang mereka sebut sebagai "tim rakyat". Namun, tantangan besar masih menanti. Apakah "tim rakyat" ini bisa benar-benar menggerakkan massa dalam skala besar dan mengatasi dominasi partai-partai besar di Sungai Penuh?
Pusri tampaknya sangat yakin. "Dengan kekuatan rakyat di belakang kami, kami percaya bisa memenangkan Pilwako Sungai Penuh. Ini bukan hanya tentang politik, ini adalah gerakan untuk perubahan nyata di kota ini," ujarnya penuh semangat.
Namun, perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan rintangan. Apakah kekuatan rakyat yang mereka klaim bisa mengatasi kekuatan politik mapan di Sungai Penuh? Bagaimana KPU dan lembaga terkait akan memastikan proses selanjutnya tetap adil dan bebas dari intervensi? Pilwako Sungai Penuh 2024 akan menjadi ujian besar, tidak hanya bagi pasangan Pusri-Mulyadi, tetapi juga bagi demokrasi di kota ini.(*)
Add new comment