Kerinci – Calon Wakil Bupati Kerinci nomor urut dua, Ezi Kurniawan, menuai kritik dari Ketua Bidang Lingkungan Hidup IMM Kerinci, Afif Imam Rohim, terkait pernyataannya soal pemberlakuan sanksi tegas bagi pelaku perambahan hutan di kaki Gunung Kerinci. Kritik tersebut dilontarkan dengan alasan bahwa pendekatan sanksi semata tidak cukup untuk menyelesaikan masalah perambahan hutan yang kompleks.
Afif menilai, Ezi kurang memahami dinamika masyarakat Kerinci, yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian untuk bertahan hidup.
“Sebagai warga Kayu Aro, Ezi juga harus memahami bahwa hutan adalah sumber penghidupan masyarakat. Ketika lahan pertanian menyempit, masyarakat tidak punya banyak pilihan,” ujar Afif, Kamis (20/11/2024).
Menurut Afif, luasnya wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang mencakup lebih dari 50 persen area Kerinci telah membatasi ruang gerak masyarakat. Dengan semakin meluasnya pemukiman dan terbatasnya lahan, tekanan pada hutan menjadi tak terhindarkan.
“Saya tidak mendukung perambahan hutan secara liar, tetapi masyarakat butuh solusi nyata untuk bertahan hidup. Bicara soal sanksi itu mudah, tapi apa solusi yang bisa diberikan kepada masyarakat?” tegasnya.
Afif juga mengingatkan bahwa sebagian besar masyarakat Kerinci adalah petani yang menggantungkan hidup pada lahan di sekitar kawasan hutan. Tanpa solusi konkret seperti program pengelolaan lahan yang berkelanjutan, tekanan terhadap hutan akan terus terjadi.
Sebelumnya, Ezi Kurniawan menyatakan komitmennya untuk memberlakukan sanksi tegas kepada para pelaku perambahan hutan. Ia bahkan berencana menerbitkan Peraturan Bupati (Perbub) jika terpilih nanti.
“Kita ada namanya Perbub nanti kita buat, itu sanksinya,” ujar Ezi.
Namun, pernyataan ini dianggap hanya sebatas retorika tanpa memikirkan dampak dan solusi bagi masyarakat yang terdampak.
Afif menegaskan bahwa kandidat kepala daerah harus memiliki pandangan yang lebih komprehensif dalam menghadapi masalah lingkungan dan masyarakat.
“Masalah perambahan hutan ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan sanksi. Kandidat harus menawarkan solusi yang konkret dan manusiawi. Apa yang akan dilakukan untuk masyarakat yang kehilangan akses ke hutan? Apakah ada program alternatif penghidupan?” tanyanya.
Pernyataan Afif memberikan tantangan besar bagi Ezi Kurniawan dan kandidat lainnya untuk menawarkan kebijakan yang tidak hanya mengedepankan penegakan hukum, tetapi juga solusi nyata untuk masyarakat yang menggantungkan hidup pada sumber daya alam.
Persoalan lingkungan di Kerinci, terutama di sekitar TNKS, bukan sekadar isu hukum, melainkan juga masalah sosial dan ekonomi yang membutuhkan pendekatan holistik. Dengan Pilkada yang semakin dekat, publik menunggu jawaban yang lebih konkret dari para kandidat.(*)
Sumber : https://beritatiga.com/asal-jadi-aktivis-kerinci-nilai-cawabup-kerinci-nomor-urut-dua-tak-paham-kondisi-masyarakat/
Add new comment