Jambi- Pagi yang tenang di Desa Sungai Buluh mendadak berubah riuh saat warga menemukan ular piton sepanjang hampir delapan meter di kebun, Jumat 12 Juli 2024. Penemuan ini mengingatkan kembali pada peristiwa tragis di Luwu, Sulawesi Selatan, di mana seorang wanita tewas ditelan ular piton.
Kisah dimulai saat Ketua RT 10 Desa Sungai Buluh, Sipen Sidik, menerima laporan dari seorang warga yang hendak berkebun. Pukul 07.00 WIB, pemandangan mengerikan menyambutnya: seekor ular piton besar sedang melilit seekor anjing peliharaan.
"Pagi tadi sekitar jam 07.00 WIB, diutamakan warga yang mau berkebun," ujar Sidik dengan nada serius.
Warga yang melihat kejadian tersebut segera berkumpul. Ular piton itu tengah melilit erat seekor anjing, mematikan mangsanya dengan kekuatan yang luar biasa.
"Jadi posisinya lagi melilit anjing, jadi yang masuk anjing itu ada dua. Satu dililit sampai mati yang satunya selamat," kata Sidik sambil mengingat kejadian dramatis itu.
Kehadiran ular piton sebesar itu di kebun warga tentu mengundang kepanikan. Sipen Sidik segera menghubungi warga lain untuk membantu menangkap ular tersebut. Dengan kerjasama yang cepat dan koordinasi yang baik, mereka berhasil menangkap dan mengikat mulut ular menggunakan karet.
"Kalau dilihat ini sudah mati, tadi kami ikat mulutnya pakai karet," jelas Sidik.
Kejadian ini segera menyebar dan menarik perhatian seluruh desa. Ular piton besar itu kini tergeletak di halaman rumah warga, menjadi tontonan banyak orang. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa berkerumun, penasaran melihat reptil yang langka dan berbahaya itu.
Penemuan ini membawa ingatan kembali ke insiden tragis di Luwu, Sulawesi Selatan. Pada 2 Juli lalu, seorang wanita bernama Siriati tewas setelah ditelan ular piton. Tubuhnya ditemukan di dalam perut ular di tengah hutan, membuat suaminya terpaksa membunuh ular tersebut untuk mengeluarkan jasad Siriati. Tragedi ini menambah ketakutan warga terhadap ular piton, yang meskipun jarang, bisa menjadi sangat mematikan.
Sipen Sidik dan warga Desa Sungai Buluh kini lebih waspada. Penemuan ular piton ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai di sekitar mereka.
"Kami akan lebih berhati-hati ke depannya, terutama saat berada di kebun atau hutan," kata Sidik.
Sementara itu, pihak berwenang di Jambi diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap potensi bahaya dari hewan liar, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan hutan. Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi.
Penemuan ular piton di Desa Sungai Buluh ini menjadi topik hangat di kalangan warga. Mereka berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Dengan kerjasama dan kewaspadaan, mereka yakin dapat menjaga keselamatan dan keamanan desa dari ancaman hewan liar.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan cepat dalam menghadapi situasi darurat. Ular piton yang panjang dan kuat itu kini hanya menjadi kenangan akan pagi yang mendebarkan di Desa Sungai Buluh.(*)
Add new comment