SAROLANGUN – Meski telah memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun belum mencabut status siaga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal ini disebabkan oleh masih adanya titik panas (hotspot) yang terpantau di wilayah Kecamatan Pelawan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sarolangun, Yen Aswadi, mengungkapkan bahwa status siaga Karhutla yang berakhir pada 18 November 2024 saat ini masih dalam proses evaluasi. Pihaknya tengah berkoordinasi dengan BMKG Provinsi Jambi untuk menentukan apakah status siaga akan diperpanjang atau dicabut.
"Kami sedang berkoordinasi dengan BMKG untuk memastikan kondisi cuaca saat ini, apakah masih musim hujan atau sudah bergeser. Jika masih terdapat titik hotspot, kemungkinan besar status siaga Karhutla akan diperpanjang," kata Yen, Rabu (20/11/2024).
Yen menyebutkan, meskipun intensitas hujan telah meningkat, titik hotspot kebakaran hutan dan lahan masih ditemukan di Kecamatan Pelawan. Dalam satu pekan terakhir, tim BPBD mencatat satu hotspot yang sedang ditangani.
"Tim kami saat ini masih berada di lapangan untuk memadamkan kebakaran di lahan warga. Ini menjadi satu-satunya hotspot yang terpantau dalam satu pekan terakhir," ujarnya.
BPBD Sarolangun akan menunggu data terbaru dari BMKG terkait kondisi cuaca untuk menentukan langkah selanjutnya. Jika cuaca masih menunjukkan indikasi panas atau adanya potensi kebakaran baru, perpanjangan status siaga Karhutla menjadi opsi yang dipertimbangkan.
BPBD juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas pembakaran lahan, meskipun curah hujan meningkat.
Status siaga Karhutla menjadi salah satu langkah preventif untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang dapat berdampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. BPBD Sarolangun berkomitmen untuk terus memantau dan menangani potensi kebakaran di wilayah tersebut demi menjaga keamanan dan keselamatan warga.
"Masyarakat harus tetap waspada, karena meskipun hujan turun, potensi kebakaran bisa terjadi terutama pada lahan yang sudah kering sebelumnya," tambah Yen.(*)
Add new comment