Siang ini, Selasa 20 Agustus 2024, ketegangan menyelimuti udara di Muara Emat, Kerinci. Suara gesekan kayu dengan aspal memecah keheningan di jembatan yang menghubungkan Kerinci dan Merangin.
Puluhan warga berkumpul di sana. Mereka dengan penuh amarah, menegakkan kayu-kayu besar di tengah jalan lintas nasional. Tentu saja, aksi mereka menghalangi arus lalu lintas yang biasanya ramai. Di antara mereka, tampak papan-papan bertuliskan tuntutan yang tak bisa diabaikan, "Mana Janji Bupati?" dan "Tolak Keras Jasman".
Warga Muara Emat kembali mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap janji yang tak kunjung dipenuhi. Janji itu datang dari seorang bupati terdahulu, saat Adirozal menjabat, yang berjanji akan memberhentikan Jasman dari jabatannya sebagai Kepala Desa. Namun, waktu berlalu, dan harapan warga perlahan pupus. Jasman, yang pernah dinonaktifkan sementara, diaktifkan kembali, memicu amarah yang kini menggelegak.
Camat Batang Merangin, Sujardi, berdiri di pinggir jalan, mengamati kemacetan yang semakin parah. Matahari sudah tinggi, jarum jam menunjuk ke angka dua.
"Sejak pagi tadi mereka sudah memblokir jalan ini. Kemacetan semakin panjang, dan kami masih menunggu tim dari kabupaten," katanya dengan nada khawatir.
Di tempat lain, Redi, Kepala Kesbangpol Kerinci, menerima kabar tersebut dengan wajah serius.
"Ya, saya sudah mendapat informasinya. Sekarang jalan ditutup total. Pak Bupati dan Kapolres sedang dalam perjalanan menuju lokasi," ujarnya tegas.
Redi memahami betul alasan kemarahan warga. Jasman, kepala desa yang pernah dihentikan sementara, kini diaktifkan kembali setelah rapat Forkominda beberapa waktu lalu.
“Kemarin ada rapat Forkominda, di situ diputuskan untuk mengaktifkan kembali Kades lama yang sebelumnya dinonaktifkan," tandasnya.
Matahari mulai condong ke barat, dan jalan lintas nasional itu tetap tertutup. Warga Muara Emat bersikukuh, menanti jawaban yang telah lama mereka nantikan. Sementara itu, di seberang jembatan, antrian kendaraan semakin memanjang, membawa ketegangan yang tak kunjung reda. Hari itu, janji yang tak terpenuhi kembali menjadi bara yang menyulut api perlawanan.(*)
Sumber: signal berita
Add new comment