Jejak Langkah Jangcik Mohza, Anak Batang Asai di Puncak Pengabdian

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
Ilustrasi jambiSATU.id

Jangcik Mohza, tokoh asal Batang Asai itu menapaki perjalanan panjang penuh liku hingga menjadi Pj Bupati Merangin. Menghadapi berbagai tantangan, mulai dari birokrasi yang kompleks, Jangcik tak pernah menyerah.

****

Tunas yang Tumbuh di Batang Asai

Jangcik Mohza dilahirkan pada 21 April 1968 di sebuah desa kecil di Batang Asai. Desa itu, yang terletak jauh di pelosok Provinsi Jambi, bukanlah tempat yang mudah untuk tumbuh besar. Namun, seperti sungai yang mengalir tanpa lelah mencari lautan, Jangcik muda tak pernah menyerah pada kerasnya kehidupan.

Di usia belia, ia telah menunjukkan tekad kuat untuk menimba ilmu, tekad yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya. Mereka percaya, pendidikan adalah kunci yang akan membuka pintu kehidupan lebih luas bagi putra mereka.

Tahun 1981, Jangcik melangkahkan kakinya untuk pertama kali ke Sekolah Dasar Centre Tahan di Muara Tembesi. Di sanalah ia mulai menunjukkan kecemerlangan dalam belajar. Teman-temannya sering berkata bahwa Jangcik tak hanya cerdas, tapi juga bijaksana melebihi usianya.

Sepanjang masa kecilnya, tak pernah sekalipun ia absen dari peran ketua kelas, dan bahkan sejak SD, ia sudah mulai bermimpi menjadi seseorang yang dapat mengubah wajah tanah kelahirannya.

Keinginannya yang membara untuk maju tidak berhenti di SD. Ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Muara Tembesi pada tahun 1984 dan kemudian ke SMA PGRI di Bangko. Tahun 1988 menjadi titik penting dalam hidupnya, saat ia berhasil lulus dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Merangin, sebuah langkah yang membawa angin perubahan dalam hidupnya. Di universitas itu, ia semakin membentuk jati dirinya, sebagai pemuda yang penuh gairah dalam memajukan daerah asalnya.

Jalan Panjang Menuju Puncak

Jangcik Mohza bukanlah seseorang yang hanya puas dengan belajar. Sembari menyelesaikan kuliah, ia terlibat aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang menjadi tempat baginya belajar memimpin dan mengasah kemampuan berbicara di depan umum.

Di HMI, ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas, jujur, dan peduli pada anggotanya. Kemampuan memimpinnya ini kemudian membawanya terpilih menjadi Ketua Umum HMI Cabang Bangko dari tahun 1992 hingga 1996, sebuah pencapaian yang tidak semua mahasiswa bisa raih.

Setelah lulus dari Universitas Merangin pada tahun 1993, Jangcik mulai terjun ke dunia kerja. Ia memulai karirnya sebagai Ajun PKB Madya di Kecamatan Tabir. Sejak saat itu, langkah demi langkah ia tempuh dengan tekun. Dari satu jabatan ke jabatan lainnya, ia tak pernah berhenti belajar dan berinovasi. Ia sempat menjadi dosen di STKIP YPM Bangko pada tahun 1994 hingga 2002, sebuah peran yang memberikan kesempatan baginya untuk berbagi ilmu dengan generasi muda.

Namun, karir Jangcik tak hanya berhenti di dunia pendidikan. Di tahun-tahun berikutnya, ia terlibat dalam pemerintahan daerah, baik sebagai Kepala Bagian Humas di Setda Merangin maupun sebagai Camat di berbagai kecamatan, termasuk Tabir Ulu, Muara Siau, dan Limun. Kepiawaiannya dalam mengelola wilayah serta kedekatannya dengan masyarakat membuatnya menjadi tokoh yang dihormati di Merangin. Tak hanya itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang berani mengambil keputusan demi kepentingan umum.

Menjaga Amanah di Pucuk Pemerintahan

Tahun 2023 menjadi babak baru dalam hidup Jangcik Mohza. Setelah puluhan tahun mengabdikan diri di berbagai posisi pemerintahan, ia akhirnya dipercaya sebagai Pj Bupati Merangin. Ini bukanlah sekadar jabatan, melainkan amanah besar yang menuntut seluruh dedikasi dan kepemimpinannya. Selama setahun ke depan, Jangcik dihadapkan pada berbagai tantangan: dari masalah infrastruktur yang tak kunjung selesai, hingga persoalan kemiskinan dan ketimpangan yang terus menghantui daerah.

Sebagai seorang yang sudah berpengalaman luas di berbagai bidang, Jangcik tahu bahwa menjadi Pj Bupati bukan hanya tentang merancang kebijakan di balik meja. Baginya, seorang pemimpin harus turun langsung ke lapangan, mendengar keluhan masyarakat, dan bertindak cepat. Dalam sebulan pertama jabatannya, ia sering terlihat mengunjungi desa-desa terpencil, masuk los-los pasar, berdialog dengan warga, memastikan setiap warga mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas umum.

Jangcik Mohza mungkin akan dikenang sebagai salah satu pemimpin terbaik yang pernah dimiliki Merangin. Namun, bagi Jangcik, perjuangan belum usai. Ia percaya bahwa masih ada banyak hal yang bisa ia lakukan untuk daerahnya. Dengan semangat yang tak pernah padam, ia akan terus berjuang, menjaga tapal batas tanah kelahirannya, dan membawa Merangin menuju masa depan yang lebih cerah.(*)

Comments

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network