Menanam Pohon, Menanam Harapan

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
ada 0 komentar
IST

Dari halaman sekolah di Jambi, Pertamina EP menyapa bumi dan membisikkan masa depan ke telinga generasi muda.

***

Pagi itu, Senin 22 April 2025, halaman SMA Negeri 5 Kota Jambi terasa berbeda. Langit tampak sedikit lebih biru, udara lebih ringan dihirup, dan para siswa—lebih dari 50 orang—tampak lebih antusias daripada biasanya. Ada getaran yang tak biasa, seolah bumi sendiri tengah menanti uluran tangan mereka.

Hari itu adalah Hari Bumi, dan bumi tak datang sendiri. Ia diwakili oleh dua “perwira bumi” dari Pertamina EP Jambi: Mesakh Fridolin, operator Gathering Station, dan Teguh Santoso dari divisi tanggap darurat HSSE. Tak membawa kertas ujian atau pelajaran fisika, mereka datang dengan misi yang lebih dalam: menyentuh nurani anak-anak muda tentang apa artinya hidup di dunia yang terluka.

“Net Zero Emission bukan soal angka, ini tentang cinta,” ujar Teguh lirih dalam pemaparannya. “Cinta kepada udara yang kalian hirup, kepada tanah tempat kalian berpijak, kepada masa depan yang kalian impikan.”

Acara bertajuk Pertamina Goes to School itu disusun sehangat matahari pagi. Di tengah krisis iklim yang kian nyata, Pertamina EP Jambi—anak perusahaan dari Pertamina Hulu Rokan Zona 1—menyusupkan makna di balik mesin dan kilang: bahwa bumi bukan musuh industri, melainkan rumah yang sama-sama harus dijaga.

Dalam kelas terbuka itu, Fridolin membuka wawasan tentang dunia eksplorasi migas. Sementara Teguh, dengan gaya tutur yang bersahaja, menjelaskan bagaimana industri bisa menjadi sahabat lingkungan. Salah satu caranya, kata dia, adalah dengan menyebarluaskan semangat efisiensi energi melalui program Gerai Energi—tempat di mana sinar matahari diubah menjadi tenaga listrik lewat photovoltaic cell, lalu disalurkan untuk menyalakan sistem nutrisi hidroponik. Simpel, tapi membebaskan.

Bukan hanya teori yang ditanam. Setelah sesi diskusi, para siswa menggenggam bibit pohon mangga dengan tangan yang masih hangat oleh semangat. Mereka menanamnya satu per satu di halaman sekolah. “Pohon ini akan hidup lebih lama dari kita,” ujar salah satu siswa, Dini, sambil merapikan tanah di sekeliling batang. “Tapi mungkin, dia akan terus mengingat bahwa kami pernah peduli.”

Pertamina EP Jambi menargetkan menanam 2.500 pohon tahun ini. Tapi pagi itu, satu pohon saja terasa cukup untuk menggetarkan hati. Di hadapan Kepala Sekolah Muhammad Salim yang tak mampu menyembunyikan rasa harunya, semua terasa utuh.

“Kita sedang menanam harapan,” ujar Salim lirih dalam sambutannya. “Bukan hanya untuk bumi, tapi juga untuk karakter anak-anak kita.”

Acara ini bukan sekadar bagian dari Peringatan Hari Bumi. Ia adalah manifestasi dari poin 4 dan 15 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s): pendidikan yang bermutu, dan perlindungan ekosistem darat. Tapi yang paling penting, ia adalah pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tempat sekecil halaman sekolah. Dari tangan-tangan muda yang belum ternoda, dan dari hati yang belum kehilangan rasa percaya.

Bumi memang tidak berteriak. Tapi hari itu, ia seperti berbisik lewat angin yang membelai pohon mangga kecil di halaman SMA Negeri 5: Terima kasih, anak-anak. Aku akan tumbuh bersamamu.(*)

Add new comment

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network