Kebakaran hutan dan lahan di Desa Rantau Panjang, Muaro Jambi, memasuki hari ke-12 tanpa tanda-tanda padam. Puluhan petugas masih berjibaku memadamkan api yang membakar lahan gambut hingga lima meter di bawah tanah.
Muaro Jambi – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, terus menjadi mimpi buruk yang belum berakhir. Memasuki hari ke-12, api yang melalap lahan gambut di wilayah tersebut masih belum berhasil dipadamkan sepenuhnya. Puluhan petugas dari satuan tugas Karhutla terus berjibaku dengan ganasnya api yang membakar lebih dari lima meter di bawah permukaan tanah.
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Muaro Jambi, Ardanus, mengungkapkan betapa sulitnya upaya pemadaman ini. Menurutnya, medan yang sulit dijangkau dan karakteristik lahan gambut yang sangat rentan terbakar menjadi kendala utama yang menghambat proses pemadaman.
“Sekarang sudah masuk hari ke-12 api berkobar. Petugas masih terus berjibaku untuk melakukan pemadaman,” ujar Ardanus kepada pewarta, menunjukkan betapa seriusnya situasi ini.
Upaya pemadaman dilakukan dengan metode manual oleh tim di lapangan, serta menggunakan heli water bombing untuk menjinakkan api yang berkobar di titik-titik yang sulit dijangkau. Meskipun upaya maksimal telah dilakukan, kondisi lahan gambut yang menyimpan panas hingga kedalaman lebih dari lima meter menjadikan api sulit dipadamkan sepenuhnya.
“Jauhnya lokasi ditambah dengan jenis lahan gambut menjadi penyebab utama sulitnya api dipadamkan. Api membakar lahan gambut itu mencapai lebih dari lima meter di bawah tanah,” jelas Ardanus, menggambarkan betapa rumitnya situasi yang dihadapi oleh para petugas di lapangan.
Pemadaman lahan gambut memerlukan penanganan khusus. Tidak hanya memadamkan api di permukaan, tetapi juga memastikan bahwa seluruh lapisan tanah yang terbakar menjadi seperti bubur. Ini dilakukan untuk mencegah api menyala kembali dan merembet ke area lain. Meski hampir dua pekan api berkobar, Ardanus menekankan bahwa dampak kabut asap terhadap kesehatan masyarakat masih dapat dikendalikan.
“Setiap hari petugas melakukan pemadaman dan pendinginan, sehingga asap tidak begitu banyak. Sebelumnya memang sedikit ada kabut asap, tapi sekarang sudah berkurang,” tambahnya.
Meski demikian, tantangan besar masih menghadang para petugas yang terus berupaya menahan laju kebakaran. Dengan kondisi cuaca yang kering dan minimnya sumber air di lokasi, pemadaman Karhutla di Muaro Jambi ini diprediksi akan memakan waktu lebih lama jika tidak ada perubahan signifikan dalam cuaca atau bantuan tambahan.(*)
Add new comment