Jambi – Masalah banjir di Kota Jambi, yang semakin sering melanda wilayah padat penduduk dan mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, menjadi perhatian utama pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Jambi, Dr. H. Maulana, MKM, dan Diza Hazra Aljosha, SE, MA. Maulana-Diza memahami bahwa infrastruktur perkotaan yang efektif dan tanggap bencana adalah kunci untuk menjadikan Jambi kota yang nyaman dan bebas dari bencana rutin seperti banjir.
Dalam kampanye mereka, pasangan ini menyampaikan rencana besar untuk mengatasi masalah banjir melalui pembangunan kolam retensi dan normalisasi drainase. Dua langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang yang menyentuh akar masalah, bukan hanya tindakan sementara yang meredam banjir. Dengan konsep infrastruktur yang komprehensif, pasangan ini juga menyiapkan pengembangan flyover dan underpass untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi akibat banjir serta meningkatkan konektivitas di seluruh kota.
Ancaman Banjir di Kota Jambi
Seiring bertambahnya populasi dan pembangunan yang pesat, beberapa kawasan di Kota Jambi telah menjadi daerah rawan banjir. Daerah-daerah dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Pall Merah dan Jambi Timur sering kali tergenang air setiap kali hujan deras turun. Kondisi drainase yang tidak memadai, sistem pembuangan yang tersumbat, dan minimnya ruang terbuka hijau memperparah situasi. Akibatnya, warga kerap mengalami kerugian material, aktivitas ekonomi terganggu, dan, lebih buruk lagi, resiko kesehatan meningkat karena genangan air yang lama surut.
Kolam Retensi: Solusi Penampungan Air
Salah satu solusi jangka panjang yang ditawarkan Maulana-Diza adalah pembangunan kolam retensi di daerah-daerah rawan banjir. Kolam retensi ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air hujan yang tidak bisa langsung dibuang ke saluran utama. Dalam konsepnya, air yang terkumpul di kolam retensi akan secara bertahap disalurkan ke sistem drainase kota, mengurangi risiko luapan air yang bisa menyebabkan banjir di wilayah-wilayah pemukiman.
“Kami merencanakan pembangunan kolam retensi di titik-titik yang strategis untuk menampung air dalam jumlah besar saat curah hujan tinggi. Selain mencegah banjir, kolam retensi juga akan dilengkapi dengan taman hijau di sekitarnya, sehingga bisa menjadi ruang publik bagi masyarakat," kata Maulana dalam salah satu sesi kampanye. Menurutnya, kolam retensi tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, tapi juga memperkaya ruang hijau kota dan meningkatkan kualitas udara.
Diza menambahkan bahwa kolam retensi adalah infrastruktur yang tahan lama dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, termasuk menjadi tempat rekreasi keluarga di waktu-waktu tertentu. "Konsepnya adalah multifungsi. Saat tidak musim hujan, kolam retensi ini bisa digunakan sebagai taman kota dengan fasilitas jogging track atau arena bermain anak," ujarnya.
Normalisasi Drainase: Kunci Kelancaran Aliran Air
Banjir di Jambi, selain dipicu oleh curah hujan tinggi, juga disebabkan oleh sistem drainase yang sering tersumbat dan kurang optimal. Maulana-Diza melihat ini sebagai masalah teknis yang membutuhkan normalisasi drainase secara menyeluruh. Normalisasi drainase mencakup pembersihan serta perluasan saluran air utama dan anak-anak saluran yang ada, terutama di daerah-daerah yang sering terdampak banjir.
“Kami ingin mengembalikan fungsi drainase sesuai kapasitasnya, dan memastikan aliran air lancar. Selama ini, banyak saluran yang tersumbat karena sampah dan kurangnya pemeliharaan. Dengan normalisasi, kami akan memperluas kapasitas saluran sehingga air dapat mengalir cepat tanpa menimbulkan genangan,” ungkap Diza.
Maulana menjelaskan lebih lanjut bahwa normalisasi drainase juga akan didukung oleh edukasi publik untuk menjaga kebersihan saluran air. “Kita perlu kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat juga berperan penting dalam menjaga agar saluran tidak tersumbat. Kami akan gencar mensosialisasikan pentingnya kebersihan drainase untuk mencegah banjir yang sering terjadi,” tambahnya.
Flyover dan Underpass: Mengatasi Kemacetan Akibat Banjir
Selain banjir, kemacetan menjadi masalah yang kerap melanda jalanan Jambi, terutama di musim hujan. Genangan di beberapa ruas jalan utama memaksa pengendara mencari jalan alternatif, menambah tekanan pada jalan-jalan sekunder yang tidak dirancang untuk lalu lintas padat. Melihat situasi ini, Maulana-Diza mengusulkan pembangunan flyover dan underpass di persimpangan-persimpangan krusial.
Flyover dan underpass tidak hanya bertujuan memperlancar arus lalu lintas, tetapi juga menjadi solusi saat banjir menghadang. Dengan adanya jalur alternatif di atas dan bawah tanah, pengendara tidak perlu terhambat oleh genangan yang terjadi di permukaan jalan. "Flyover dan underpass akan dibangun di titik-titik strategis, sehingga pengguna jalan tetap bisa beraktivitas tanpa perlu khawatir akan banjir yang bisa tiba-tiba melumpuhkan kota,” jelas Maulana.
Menurut Diza, proyek flyover dan underpass ini merupakan bagian dari visi besar mereka untuk menjadikan Jambi sebagai kota yang modern dan tanggap bencana. “Kami tidak ingin Jambi hanya bergantung pada infrastruktur konvensional. Kota ini membutuhkan solusi yang lebih berani dan inovatif, yang tidak hanya mempermudah mobilitas tetapi juga meningkatkan kualitas hidup warganya,” katanya.
Dukungan dan Tantangan
Rencana ambisius Maulana-Diza untuk mengatasi banjir dan kemacetan di Jambi mendapatkan dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat, terutama warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Namun, mereka menyadari bahwa proyek ini memerlukan biaya besar serta waktu untuk realisasinya.
"Ini bukan proyek yang selesai dalam satu malam. Kami memerlukan dukungan semua pihak, termasuk dari pemerintah pusat, untuk mewujudkannya. Yang penting adalah komitmen untuk tidak pernah berhenti berupaya meningkatkan kualitas infrastruktur kota kita,” ujar Maulana.
Beberapa kelompok masyarakat juga mengajukan saran agar proyek ini melibatkan pakar lingkungan dan tata kota untuk memastikan keberlanjutannya. Dengan langkah yang direncanakan matang, masyarakat berharap proyek-proyek ini akan membawa dampak jangka panjang yang positif dan menjadikan Jambi sebagai kota yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Menuju Jambi yang Tangguh Hadapi Banjir
Dengan rencana yang terstruktur, Maulana-Diza menawarkan sebuah gambaran masa depan yang menjanjikan untuk Kota Jambi. Mereka tidak hanya memikirkan solusi jangka pendek, tetapi juga merancang infrastruktur yang dapat menjadi landasan bagi generasi mendatang.
“Kami berkomitmen menjadikan Jambi kota yang tangguh menghadapi banjir, aman untuk berkendara, dan nyaman untuk ditinggali. Ini bukan sekadar proyek, tetapi upaya menyeluruh untuk mengubah wajah kota kita, memberikan kenyamanan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Jambi,” pungkas Maulana.
Dukungan masyarakat dan kerja sama dengan berbagai pihak menjadi modal utama bagi Maulana-Diza untuk mewujudkan visi ini. Dengan harapan dan tekad, Jambi di bawah kepemimpinan Maulana-Diza berpotensi menjadi kota yang bebas banjir, berdaya saing tinggi, dan menjadi kebanggaan bagi semua warganya.(*)
Add new comment