Kecelakaan tragis di Jalan Jenderal Sudirman, Jambi Selatan, merenggut nyawa Johan Tanjung. Ia tewas setelah menabrak pembatas jalan saat mencoba menyalip kendaraan lain. Polisi menyelidiki insiden ini untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan.
***
Malam itu terasa damai di Jalan Jenderal Sudirman. Lampu-lampu kota memancarkan cahaya temaram, menemani suara angin yang berbisik lembut. Namun, ketenangan ini tak bertahan lama. Sebuah dentuman keras mengguncang malam, memecah kesunyian yang membalut kota. Di tengah jalan, Johan Tanjung, seorang pria berusia 53 tahun, bertarung melawan nasib buruk yang datang tiba-tiba.
Johan, warga Kelurahan Thehok, melaju dengan sepeda motor Kawasaki Ninja 250. Dari arah Simpang Jelutung, ia menuju Makam Pahlawan. Dengan kecepatan tinggi, ia berusaha menyalip mobil di depannya. Angin malam menerpa wajahnya, memacu adrenalinnya. Namun, hanya dalam sekejap, perjalanan itu berubah menjadi tragedi.
Johan mendekati lajur kanan, berusaha melewati mobil. Tapi ruang sempit di depannya tidak bersahabat. Roda motornya menyentuh pembatas jalan. Dalam sekejap mata, ia kehilangan kendali. Tubuhnya terhempas, melayang sebelum jatuh ke aspal yang dingin dan keras.
“Benar, kecelakaan lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman. Korban pemotor meninggal dunia,” ujar Kompol Aulia Rahmad, Kasat Lantas Polresta Jambi. Kata-katanya mengonfirmasi tragedi yang telah terjadi.
Benturan keras menghantam kepala Johan, meninggalkan luka robek yang dalam. Darah mengalir, membasahi jalan. Tanpa kesempatan kedua, Johan menghembuskan nafas terakhir di tempat kejadian. Kehilangan nyawa di saat fajar hampir tiba.
Polisi bergerak cepat, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka menyisir setiap sudut, mencari petunjuk yang dapat menjelaskan penyebab kecelakaan. Sepeda motor yang dikendarai Johan kini diamankan di Unit Gakkum Satlantas Polresta Jambi. Kendaraan itu, yang awalnya simbol kebebasan, kini menjadi saksi bisu dari malam yang berubah mencekam.
Di jalan raya, semuanya bisa berubah dalam sekejap. Masyarakat Jambi diingatkan kembali akan pentingnya kehati-hatian dan ketaatan pada aturan lalu lintas. Nyawa adalah hal termahal yang tak bisa digantikan.
Kepergian Johan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Doa dan harapan mengalir untuk ketenangan jiwanya. Di tengah kesedihan ini, kita diingatkan bahwa setiap perjalanan harus dihadapi dengan kehati-hatian dan tanggung jawab.
Lampu-lampu kota kembali menyala, menyinari jalan yang kini lengang. Namun, kenangan akan Johan Tanjung tetap hidup, menjadi bagian dari cerita kota yang penuh warna. Sebuah pengingat akan betapa berharganya setiap momen dalam hidup yang kita miliki.(*)
Add new comment