TANJUNG JABUNG BARAT – Malam itu terasa tenang di perairan Paret Empat, Kecamatan Tungkal Ilir. Mardi (40), seorang nelayan setempat, bersama rekannya, Idrus, berlayar seperti biasanya. Mereka berdua menuju laut dengan harapan mendapatkan udang ketak, hasil tangkapan yang berharga. Namun, siapa sangka malam yang tenang itu akan berubah menjadi tragedi yang menggemparkan.
Mardi, yang dikenal sebagai nelayan ulet, memulai perjalanannya pada Senin, 15 Juli 2024, pukul 01.00 WIB. Bersama Idrus, mereka mengarungi perairan dengan penuh semangat. Cahaya bulan menerangi perjalanan mereka, memberikan sedikit kenyamanan di tengah gelapnya malam. Namun, sekitar pukul 04.30 WIB, di tengah keheningan laut, tragedi tak terduga pun terjadi.
"Awalnya semua berjalan lancar. Namun tiba-tiba, perahu mereka menabrak togok," ujar Muhammad Lutfi, Humas Basarnas Jambi, saat mengonfirmasi kejadian tersebut pada Selasa, 16 Juli 2024. Togok, tiang penanda yang biasanya terlihat jelas, menjadi musuh yang tak terlihat malam itu. Tabrakan itu mengakibatkan perahu terbalik, dan kedua nelayan tersebut terlempar ke air di sekitar koordinat 0°46’870”S 103°29’865”E.
Idrus, dalam keadaan terkejut dan berjuang melawan arus, berhasil menyelamatkan dirinya. Ia berteriak minta tolong dan untungnya, para nelayan lain yang berada di sekitar lokasi segera merespons. Idrus berhasil dievakuasi dari air dengan cepat. "Idrus selamat, namun Mardi tidak beruntung," kata Lutfi dengan nada serius.
Berita tentang kecelakaan itu cepat menyebar. Pukul 09.30 WIB, laporan resmi diterima oleh Unit Siaga SAR Kuala Tungkal. Tim SAR segera dikerahkan untuk mencari Mardi, namun nasib berkata lain. Pencarian itu berakhir dengan duka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekan Mardi.
"Pada pukul 10.00 WIB, korban atas nama Mardi ditemukan oleh nelayan sejauh 500 meter dari boyar hijau arah luar," jelas Lutfi. Tubuh Mardi ditemukan tak bernyawa, terapung di permukaan air. Suasana duka menyelimuti rumah duka saat tubuh Mardi dievakuasi.
Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya yang selalu mengintai para nelayan yang mencari nafkah di laut. Laut yang menjadi sumber kehidupan bisa berubah menjadi tempat yang penuh ancaman dalam sekejap.
Keluarga Mardi kini berduka, kehilangan seorang ayah, suami, dan teman yang selalu dikenal karena dedikasinya sebagai nelayan. Idrus, meskipun selamat, pasti akan terus dihantui oleh kenangan tragis malam itu.
Pihak Basarnas dan komunitas nelayan setempat kini lebih waspada. Mereka terus mengingatkan pentingnya keselamatan dan kewaspadaan di laut. "Kami menghimbau kepada seluruh nelayan untuk selalu berhati-hati dan memperhatikan kondisi perairan. Keselamatan adalah yang utama," kata Lutfi, menutup pembicaraan.
Tragedi ini menjadi pengingat bagi kita semua akan betapa berharganya setiap nyawa yang bergantung pada samudra. Semoga kepergian Mardi menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak terulang kembali.(*)
Add new comment