Jakarta – Polda Metro Jaya akhirnya mengungkap misteri di balik kematian Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya, kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa pagi (8/7/2025).
Jenazah Arya ditemukan dengan wajah tertutup plastik dan terlilit lakban kuning, memicu dugaan kuat adanya tindak pidana. Namun setelah penyelidikan mendalam, polisi menyatakan tidak ada unsur pidana maupun keterlibatan pihak lain.
Pada Senin (7/7), Arya masih beraktivitas seperti biasa. Ia berangkat dari kos pukul 07.03 WIB dan tiba di Gedung Kemlu sekitar pukul 07.20 WIB.
Usai bekerja, Arya pergi ke mal Grand Indonesia bersama dua rekannya, seorang wanita berinisial V dan seorang pria inisial D. Mereka berada di mal sejak pukul 17.52 WIB hingga Arya terekam antre taksi pukul 21.18 WIB.
Awalnya Arya memesan taksi menuju bandara, namun 5 menit kemudian ia mengubah tujuan ke Gedung Kemlu. Ia tiba pukul 21.39 WIB dan langsung naik ke lantai 12 (rooftop), membawa tas gendong dan tas belanja dari mal.
Dari rekaman CCTV, Arya terekam selama 1 jam 26 menit berada di lantai 12 Gedung Kemlu. Ia dua kali terlihat mencoba memanjat pagar pembatas rooftop.
“Percobaan pertama sampai batas ketiak, percobaan kedua sampai hampir di atas pusar,” jelas Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra, Selasa (29/7).
Sekitar pukul 23.09 WIB, Arya turun tanpa membawa tasnya, keluar gedung pukul 23.12 WIB, dan kembali ke kos pukul 23.23 WIB.
Pada pukul 07.39 WIB keesokan harinya, penjaga kos menemukan Arya dalam kondisi wajah dilakban dan plastik menutupi kepala. Laporan masuk ke polisi pukul 08.10 WIB.
Visum luar dilakukan pukul 13.55 WIB dan autopsi pukul 17.30 WIB di hari yang sama, setelah persetujuan keluarga. Proses pelimpahan perkara dari Polsek Menteng ke Polda Metro juga terjadi di hari itu.
Polisi menyita 103 barang bukti, termasuk dari kos, kantor, dan milik keluarga. 26 saksi dipanggil, 24 hadir dan memberi keterangan.
Hasil visum menunjukkan memar di beberapa bagian tubuh, namun dokter forensik menyatakan bukan akibat kekerasan, melainkan karena Arya memanjat pagar rooftop.
“Hasil penyelidikan menyimpulkan ADP meninggal karena gangguan pertukaran oksigen di saluran pernapasan atas,” kata Kombes Wira.
"Indikatornya mengarah pada kematian tanpa keterlibatan pihak lain," tambahnya.(*)
Add new comment