Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kota Jambi pada Kamis, 10 Juli 2025 dini hari, menyebabkan pohon besar tumbang di kawasan Pagar Drum 16, tepatnya di depan warung Ayam Jingkrak dan sekitar 50 meter dari Masjid Salamah.
Pohon raksasa itu jatuh persis ke arah deretan ruko padat, menimpa beberapa bangunan, termasuk Klinik Valmedika, sebuah fasilitas kesehatan yang biasa buka hingga malam. Bunyi dentuman keras membelah malam, disusul gemuruh pecahan atap dan teriakan panik warga.
“Kami semua kaget. Listrik langsung mati. Kabel putus semua. Waktu keluar rumah, pohon itu sudah menimpa teras dan atap klinik,” ujar Yani, warga sekitar yang tinggal dua ruko dari lokasi kejadian.
Pantauan Jambi Link pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB, batang pohon besar itu telah dipotong-potong oleh petugas darurat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Potongan batang dan ranting disusun rapi di tepi jalan.
Teras Klinik Valmedika tampak penyok. Sebagian kusen aluminium bengkok. Dua ruko lain juga terlihat mengalami kerusakan ringan di bagian kanopi.
Di tiang-tiang sekitar lokasi, kabel PLN, internet, dan jaringan komunikasi masih menjuntai tak beraturan. Beberapa provider tampak mengerahkan teknisi untuk memperbaiki sambungan. Meski listrik di jalur utama sudah menyala kembali sejak pukul 07.00 WIB, akses internet dan sinyal telepon di sekitar lokasi masih lemah.
Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun kerugian materiil dan gangguan pelayanan jelas terasa. Klinik yang biasanya ramai sejak pagi tampak sepi, tak beroperasi. Seorang staf menyebut kemungkinan layanan dibuka terbatas sore nanti jika perbaikan darurat selesai dilakukan.
Peristiwa ini tak semata tentang cuaca. Tapi juga tentang pohon tua yang berdiri di tengah kota tanpa pemeliharaan berarti. Warga menyebut pohon itu sudah miring sejak awal tahun. Beberapa kali diminta untuk dipangkas, namun belum ada respons serius dari instansi terkait.
“Dari Januari sudah banyak yang minta tebang pohon ini. Kami takut karena besar dan batangnya sudah keropos. Tapi ya itu, belum direspons,” ungkap Pak Riko, pemilik toko di seberang klinik.
Kini, setelah kerusakan terjadi, barulah penanganan dilakukan. Tapi tentu, yang rusak tak serta-merta pulih hanya dengan gergaji mesin.
Bulan Juli yang biasanya kering kini membawa cuaca ekstrem di luar pola. Angin berhembus liar, hujan turun di luar dugaan. Pohon-pohon besar yang dulu jadi peneduh, kini berubah menjadi potensi bencana.
Warga berharap, Dinas Lingkungan Hidup, dan kelurahan setempat mulai melakukan pemetaan ulang terhadap pohon rawan tumbang, terutama di jalur padat dan kawasan bisnis.
Karena seperti yang terjadi dini hari tadi, satu pohon tumbang bukan hanya merobohkan bangunan. Tapi juga merobek rasa aman dan meninggalkan luka kolektif yang butuh waktu untuk disembuhkan.(*)
Add new comment