MUARO JAMBI – Aksi kriminal dengan modus nekat kembali menyita perhatian publik Muaro Jambi. Seorang pria yang kini dijuluki “bujang buntu” oleh netizen, tertangkap kamera CCTV saat mencoba mencuri sebuah televisi dari toko elektronik di Kasang Pudak, Muaro Jambi. Namun, bukan keberhasilan yang ia dapat, melainkan malu nasional setelah aksinya gagal total dan terekam jelas oleh kamera pengawas.
Video berdurasi kurang dari satu menit itu kini ramai beredar di Instagram dan TikTok, memperlihatkan dua pria datang berboncengan dengan sepeda motor. Satu orang turun dengan langkah yakin, masuk ke toko, lalu keluar dengan sebuah kardus besar—diduga berisi televisi. Tapi sebelum bisa melenggang jauh, pemilik toko terlanjur curiga dan langsung melakukan pengejaran.
Panik, pelaku melempar kardus itu ke tanah dan kabur tanpa hasil. Televisi gagal, reputasi rusak, dan wajah viral. Warganet langsung memberi cap khas: “bujang buntu”—sebutan khas untuk maling-maling nekat yang kepepet tapi gagal karena strategi “nol besar”.
“Bujang buntu betul, maling kok gak pakai strategi!” tulis akun @ikhanette.
“Kalau udah buntu pikirannya, maling pun bisa gagal total,” sahut netizen lainnya.
Tak hanya soal TV, nama “bujang buntu” juga terkait dengan aksi pencurian lain yang juga terekam CCTV. Kali ini terjadi di kawasan Senaung, Muaro Jambi. Pelaku yang diduga sama atau jaringan serupa, melakukan pencurian tabung gas 3 kg dengan modus yang unik—meminjam korek api.
Dalam rekaman CCTV, pelaku tampak santai datang ke toko kecil yang dijaga oleh seorang kakek tua. Dengan gaya ramah, ia meminta korek api untuk menyalakan rokok. Tapi begitu rokoknya menyala dan korek dikembalikan, pelaku langsung membawa lari tabung gas yang berada di depan toko.
“Nasib malang menimpa seorang kakek yang sedang menjaga toko,” tulis akun Instagram @dottcom.id, yang pertama kali mengunggah video viral ini.
Meski belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian, namun dengan rekaman wajah pelaku yang terlihat jelas, dan aksi yang berulang di tempat berbeda, warga berharap aparat segera mengusut tuntas jaringan “bujang buntu”.
Sosiolog digital menyebut kasus ini sebagai bentuk “kriminalitas nekat berbasis keterdesakan ekonomi”, namun dengan eksekusi yang buruk dan minim akal sehat.
“Ini bukan hanya soal maling TV atau gas. Tapi bagaimana keputusasaan, ketidakterampilan, dan ketiadaan strategi hidup melahirkan pelaku-pelaku bujang buntu,” kata netizen @indrasutopo, yang ikut membahasnya dari sisi sosiologis.
Fenomena “bujang buntu” tak bisa hanya dilihat sebagai lelucon daring. Di balik aksi konyol dan viral, tersimpan cerita sosial tentang kegentingan ekonomi, minimnya pendidikan karakter, serta lemahnya pengawasan keamanan toko-toko rakyat.
Meski lucu, tapi fakta bahwa para pelaku bisa berulang kali beraksi di tempat berbeda, dengan wajah yang sama-sama terekam CCTV, menunjukkan ada kelemahan dalam sistem respons keamanan lokal.
Kini warga Muaro Jambi hanya bisa berharap—jangan sampai bujang buntu berubah jadi bujang brutal.
Sebab jika nekat dibalas apatis, maka yang rugi bukan hanya toko, tapi juga tatanan sosial di daerah.(*)
Add new comment