MUARA TEBO – Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) terekam kamera berkeliaran di jalan koridor Dusun Mandelang, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo. Video penampakan harimau ini mendadak viral setelah diunggah di media sosial pada Jumat (21/2/2025).
Diketahui, video tersebut diambil pada Kamis malam (20/2/2025), yang menunjukkan seekor harimau besar berada di sekitar pohon tak jauh dari jalan utama koridor WKS/TMA, lokasi yang kerap dilintasi kendaraan, terutama truk pengangkut kayu.
Dalam unggahan yang tersebar di media sosial, pengirim video mengimbau agar pengguna jalan yang melintas, terutama pada malam hari, lebih berhati-hati.
"Penampakan seekor harimau besar di Jalan Koridor WKS/TMA Dusun Mandelang, Sumay, Kabupaten Tebo tadi malam 20/02/2025. Harap hati-hati untuk wargo yang melintas kawasan situ, khususnyo malam hari," tulis keterangan unggahan tersebut.
Beberapa warga menyebut "Datuk Belang"—sebutan untuk harimau sumatera—sering terlihat di sekitar jalan koridor tersebut. Kejadian ini menambah kekhawatiran warga, terutama setelah kasus beberapa ternak ditemukan mati dengan luka gigitan yang diduga kuat akibat serangan harimau.
Sebelumnya, warga Dusun Mandelang sempat dihebohkan dengan matinya 10 ekor ternak dalam dua bulan terakhir.
6 ekor sapi dan 4 ekor kambing ditemukan mati mengenaskan dengan luka gigitan di leher dan paha.
Beberapa bagian tubuh ternak hilang, diduga dimakan oleh satwa liar.
Menurut Kepala Dusun Mandelang, Kutni, kejadian ini membuat warga resah dan takut untuk beraktivitas di luar rumah, terutama saat malam hari.
"Kami takut beraktivitas di luar rumah, Pak. Warga sudah mulai resah dengan kemunculan harimau," ujarnya saat dihubungi, Rabu (12/2/2025).
Sebagian besar warga bekerja sebagai buruh di PT LAJ dan petani. Namun, pasca insiden ini, mereka mengaku enggan keluar rumah sendirian.
"Kami sangat takut, Pak. Harimau ini sudah sangat meresahkan masyarakat," tambah Kutni.
Kepala Desa Muara Sekalo, Suherman, bahkan telah melaporkan kejadian ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Namun, hingga kini, belum ada tindakan konkret dari pemerintah maupun perusahaan.
"Sudah dua bulan kami resah, sudah kami surati BKSDA, tapi tidak ada tindakan," tegas Suherman.
Menanggapi laporan ini, Kasi Wilayah 2 BKSDA Jambi, Faried, membenarkan adanya temuan jejak harimau di lokasi yang sama.
"Berdasarkan klasifikasi, memang ada beberapa jejak harimau di Dusun Mandelang," ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa wilayah tersebut masuk dalam kawasan konsesi PT LAJ, sehingga tanggung jawab utama berada di pihak perusahaan.
"Jika kejadian terjadi di dalam kawasan perusahaan, itu tanggung jawab perusahaan," ujarnya.
"Namun, jika konflik terjadi di area masyarakat (APL), maka BKSDA akan turun tangan."
Faried juga mengungkapkan bahwa penanganan di lapangan mengalami kendala, salah satunya kurangnya kerja sama dari warga.
"Ada beberapa titik yang menolak kedatangan kami untuk melakukan pengecekan. Bahkan, ada warga yang meminta ganti rugi sebelum mengizinkan kami masuk ke lokasi," jelasnya.
BKSDA menduga bahwa harimau yang berkeliaran adalah individu muda yang masih belajar berburu. Hal ini diperkuat dengan temuan beberapa ekor sapi yang hanya diterkam tanpa dimakan.
Pemerintah Kabupaten Tebo kini berkoordinasi dengan pihak terkait guna mencari solusi atas maraknya penampakan harimau di daerah tersebut.
Salah satu langkah yang diambil adalah pemasangan kamera pengintai di beberapa titik untuk memantau pergerakan harimau dan memastikan jumlah individu yang berkeliaran.
Menurut Kepala Bagian Sumber Daya Alam, Heru Purnomo, ada kemungkinan lebih dari satu harimau di kawasan tersebut.
"Dugaan sementara, ada satu ekor harimau yang berkeliaran. Jika dugaan itu benar, harimau akan dihalau ke kawasan Bukit Tiga Puluh. Jika lebih dari satu, maka akan ditangkap dan dilepasliarkan ke habitat yang lebih aman," jelasnya.
Sementara itu, warga Dusun Mandelang meminta agar pemerintah dan perusahaan tidak saling lempar tanggung jawab.
"Kami butuh solusi nyata, bukan hanya sekadar wacana. Kami hidup di sini dan butuh rasa aman," ujar seorang warga.
Jika harimau terus berkeliaran tanpa tindakan pencegahan, dikhawatirkan akan terjadi serangan terhadap manusia.
Hingga saat ini, warga diimbau untuk tetap waspada, terutama tidak beraktivitas sendirian di malam hari.
Pihak kepolisian juga akan melakukan patroli untuk mengamankan area sekitar Dusun Mandelang.(*)
Add new comment