Rumah Ambruk di Pinggir DAS Teluk Nilau Tanjab Barat, Pemilik Alami Kerugian Rp 50 Juta

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
Ilustrasi Jambi Satu

TANJUNG JABUNG BARAT – Sebuah rumah semi permanen di RT 09 Kelurahan Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ambruk pada Selasa (19/11/2024) sekitar pukul 24.00 WIB. Peristiwa ini diduga akibat pergerakan tanah di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semakin tidak stabil, terutama pada musim penghujan dan pasang air sungai.

Ketua RT 09, Zul Abrar, yang berada di lokasi, mengungkapkan bahwa dalam insiden tersebut, dua orang penghuni rumah berhasil selamat. Meskipun tidak ada korban jiwa, kerusakan rumah sangat parah hingga tidak dapat dihuni kembali.

"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kondisi rumah sudah tidak memungkinkan untuk ditempati. Pemilik rumah mengalami kerugian yang cukup besar, diperkirakan mencapai Rp 50 juta," ujar Zul.

Secara geografis, lokasi rumah yang ambruk berada di pinggiran DAS. Selama musim penghujan dan pasang, tanah di kawasan tersebut kerap mengalami abrasi, membuat kontur tanah semakin labil. Fenomena ini sudah menjadi ancaman rutin bagi masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai.

Kabid Bencana dan Rekonstruksi BPBD Tanjung Jabung Barat, Zulkafli, sebelumnya menyatakan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Tanjab Barat memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap banjir, longsor, dan angin kencang.

"Kawasan rawan banjir lebih sering terjadi di wilayah hulu seperti Batang Asam, Merlung, dan Tungkal Ulu. Sementara itu, longsor kerap mengancam daerah pinggiran DAS, seperti Desa Senyerang dan Desa Pengabuan," jelas Zulkafli.

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat di kawasan tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan. "Bencana seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung adalah ancaman yang nyata, terutama di daerah rawan seperti Teluk Nilau," ujarnya.

BPBD Tanjab Barat telah mencatat kawasan Teluk Nilau sebagai salah satu daerah dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap abrasi sungai. Upaya mitigasi seperti penguatan bantaran sungai dan edukasi kepada masyarakat terus dilakukan untuk mengurangi dampak bencana.

Zul Abrar berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan untuk membantu warga yang terdampak, terutama dalam pemulihan kerugian material.

"Kami berharap ada perhatian dari pihak terkait untuk membantu pemilik rumah yang kehilangan tempat tinggal, serta langkah mitigasi untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," tutup Zul.

Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana untuk terus waspada dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah guna meminimalisasi risiko kerugian lebih besar.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network