Jambi – Aksi berbahaya seorang pengemudi Honda Brio putih nyaris menelan korban di Simpang 3 Mendalo, Muaro Jambi, Jumat (18/10). Dalam upaya melarikan diri dari razia, pengemudi tersebut hampir menabrak seorang polisi yang tengah bertugas dalam Operasi Zebra Siginjai 2024. Insiden ini mengungkapkan keberanian nekat sebagian pengendara yang tidak segan melawan hukum dan mengancam nyawa petugas.
Video kejadian itu kini beredar luas di media sosial, memicu kemarahan publik. Pengemudi tersebut tidak hanya berani menerobos lampu merah, tetapi juga memperlihatkan pelanggaran berlapis—mobil tanpa pelat nomor dan menggunakan knalpot bising, simbol perlawanan terhadap peraturan lalu lintas.
Tindakan pengemudi Brio ini bukan hanya melanggar aturan, tetapi juga menunjukkan ketidakpedulian terhadap keselamatan petugas di lapangan. Razia yang digelar oleh Satlantas Polres Muaro Jambi sebagai bagian dari Operasi Zebra Siginjai bertujuan menertibkan jalan raya, namun respons seperti ini justru mengancam keamanan umum. Aksi pengemudi tersebut menambah panjang daftar pelanggar yang tidak segan-segan mengambil risiko ekstrem demi menghindari sanksi.
Operasi Zebra Siginjai, yang digelar sejak 14 Oktober hingga 27 Oktober 2024, seharusnya menjadi momen introspeksi bagi pengendara. Razia ini tidak semata-mata untuk menegakkan peraturan, tetapi untuk menekan angka kecelakaan yang seringkali dipicu oleh pengendara yang sembrono. Namun, tindakan pengemudi Brio menunjukkan bahwa kesadaran hukum sebagian masyarakat masih sangat rendah.
Pelanggaran yang terjadi dalam insiden ini menguak masalah yang lebih dalam. Mobil tanpa pelat nomor dan knalpot bising bukan sekadar masalah teknis, tetapi cermin dari mentalitas pengendara yang mengabaikan keselamatan dan aturan. Polisi di lapangan tidak hanya menghadapi tantangan penegakan hukum, tetapi juga menghadapi risiko fisik akibat aksi pengendara seperti ini.
Publik kini mempertanyakan, sejauh mana penegakan hukum dapat menekan pelanggaran-pelanggaran semacam ini? Sanksi tegas yang seharusnya diberikan pada pelanggar berat seperti pengemudi Brio tersebut menjadi fokus perhatian. Ini bukan hanya soal tilang, tetapi soal mengembalikan wibawa hukum dan memberikan efek jera bagi para pelanggar.
Dalam Operasi Zebra Siginjai ini, sembilan pelanggaran menjadi sorotan utama polisi. Pengendara di bawah umur, kendaraan melawan arus, penggunaan ponsel saat berkendara, hingga balap liar dan kendaraan over dimensi atau over loading (Odol) menjadi fokus penindakan. Namun, insiden ini menunjukkan bahwa meski razia digelar, masih ada segelintir pengendara yang nekat dan tidak segan-segan menantang aturan yang ada.
Dengan beredarnya video viral ini, masyarakat diharapkan bisa lebih waspada dan menyadari pentingnya mematuhi aturan lalu lintas. Tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk menjaga keamanan petugas yang bekerja keras di jalanan. Tantangan terbesar bagi penegakan hukum adalah melawan mentalitas pengendara yang enggan mematuhi aturan, dan insiden ini menjadi pengingat betapa krusialnya penegakan hukum yang lebih ketat.
Keberanian pengemudi Honda Brio untuk menabrak hukum harus menjadi cerminan bahwa peraturan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban yang harus dipatuhi demi keselamatan bersama.(*)
Add new comment