Hari Rabu, 2 Oktober 2024, menjadi hari yang tak terlupakan bagi Desi, seorang warga Desa Pangkal Bulian, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun. Sekitar pukul 11.00 WIB, rumah kayu sederhana miliknya, yang biasanya penuh dengan kehidupan dan kehangatan, mendadak berubah menjadi lautan api. Si jago merah datang tanpa ampun, melahap seluruh bangunan hingga tak bersisa.
Saat itu, Desi sedang bekerja, tak menyangka bahwa rumah yang ia tinggalkan dengan aman kini tengah dilahap api yang tak terkendali. Kepala Desa Pangkal Bulian, Indra, yang pertama kali menerima kabar mengenai kebakaran itu, langsung menuju lokasi bersama dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun. Indra membenarkan bahwa kebakaran tersebut tidak memakan korban jiwa, namun seluruh rumah dan barang-barang di dalamnya hangus terbakar.
"Korban jiwa tidak ada, hanya saja rumah beserta isinya hangus terbakar dan tidak bisa diselamatkan," jelas Indra dengan nada prihatin pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Api yang begitu cepat menyebar membuat warga sekitar hanya bisa berusaha mengurangi dampak lebih besar dengan alat seadanya. Sayangnya, ketika api padam, hanya puing-puing arang yang tersisa dari rumah Desi. Saat kejadian, rumah tersebut dalam keadaan kosong karena Desi sedang berada di tempat kerja.
Penyebab kebakaran hingga kini masih menjadi tanda tanya. Pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan untuk mengetahui asal mula api yang memusnahkan seluruh rumah. "Penyebab belum tau, pas kejadian kemarin posisi rumah itu lagi kosong, karena pemilik rumah lagi kerja," ujar Indra saat ditemui di lokasi.
Saat ini, Desi untuk sementara waktu tinggal di rumah orang tuanya yang tak jauh dari lokasi kebakaran. Di tengah rasa kehilangan yang dalam, Desi mendapat dukungan penuh dari keluarganya dan warga desa yang ikut merasakan kesedihan yang ia alami.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa hidup sering kali tak bisa diprediksi. Dalam hitungan detik, apa yang sudah kita bangun bertahun-tahun bisa hilang begitu saja. Namun, di tengah tragedi ini, Desi bersyukur bahwa ia dan keluarganya selamat, meski harus memulai kembali dari awal.(*)
Add new comment