Mimpi Buruk dari Aplikasi Hijau: Dua Warga Jambi Tewas di Kampung Bali Bengkulu

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
Ilustrasi Jambi Satu

Dua pria asal Jambi tewas tragis di Bengkulu setelah terjerat dalam tipu daya sebuah aplikasi hijau. Bagaimana kisah ini berubah dari pencarian teman kencan menjadi mimpi buruk yang berujung kematian?


Pagi itu, Jumat, 6 September 2024, hawa segar Kota Bengkulu mulai terasa hangat oleh matahari yang merangkak naik. Jalan Bali, Kelurahan Kampung Bali, tampak seperti biasa, tenang dengan hiruk pikuk pagi yang masih terjaga. Namun, di tengah ketenangan itu, dua pria asal Jambi menemukan takdir mereka yang tragis, terperangkap dalam jeratan sebuah aplikasi hijau yang seharusnya hanya sekadar hiburan.

Semua bermula dari satu keputusan sederhana, sebuah klik pada aplikasi di layar ponsel. Salah satu korban, sebut saja Andi, membuka aplikasi hijau itu dengan tujuan yang sederhana—mencari teman kencan. Di antara banyaknya profil yang muncul, Andi memilih satu yang menarik perhatiannya. Wajah cantik di balik profil itu menjanjikan malam yang berbeda. Negosiasi singkat lewat chat pun terjadi, dan sebuah kesepakatan tercapai. Namun, kenyataan seringkali tak seindah imajinasi.

Andi bertemu dengan wanita dari aplikasi tersebut, namun kenyataannya jauh dari ekspektasi. Rasa kecewa menyelimuti pikirannya saat ia menyadari bahwa apa yang ia dapatkan tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati. Kesal dan merasa tertipu, Andi segera menghubungi sahabatnya, Riko. Dalam percakapan singkat yang penuh amarah, terungkap bahwa Riko juga pernah menjadi korban tipu daya wanita yang sama.

Dengan rasa dendam yang membara, kedua pria ini memutuskan untuk membalas. Mereka menghubungi wanita tersebut dan mengajaknya bertemu kembali, kali ini di sebuah lokasi di Kampung Bali. Tapi, wanita itu bukanlah seseorang yang mudah dijatuhkan. Sadar akan niat balas dendam Andi dan Riko, ia datang dengan bala bantuan—teman-teman yang siap membela.

Di lokasi yang telah disepakati, suasana tegang menguasai udara. Pandangan penuh kecurigaan di antara kedua kubu perlahan membakar amarah yang tak bisa lagi dibendung. Kata-kata yang seharusnya menjadi penyelesaian berubah menjadi api yang memicu keributan. Teriakan dan suara benturan terdengar keras, dan dalam sekejap, situasi yang sudah tak terkendali itu berubah menjadi mimpi buruk. Kedua pria asal Jambi itu, yang awalnya hanya ingin menuntut keadilan, dikeroyok tanpa ampun, hingga tikaman pisau menyudahi hidup mereka.

Suasana yang awalnya tenang di Kampung Bali mendadak berubah mencekam. Dua nyawa melayang sia-sia, menjadi korban dari permainan berbahaya dalam dunia maya yang tanpa aturan. Pihak kepolisian dengan cepat datang ke lokasi, namun nyawa kedua pria itu tak lagi bisa diselamatkan.

“Kami masih melakukan penyelidikan dan olah TKP. Detail lebih lanjut akan kami sampaikan nanti,” kata Waka Polresta Bengkulu, AKBP Max Mariners, dengan nada serius, menyiratkan keseriusan dalam menangani kasus ini. Peristiwa yang mengerikan ini masih dalam tahap pendalaman, dan masyarakat menunggu dengan harap-harap cemas bagaimana keadilan akan ditegakkan.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, kisah tragis ini menjadi pengingat yang keras bahwa tak semua yang tampak di layar ponsel adalah apa adanya. Di balik kilauan aplikasi dan janji-janji manis, selalu ada risiko yang mengintai, siap menjebak siapa saja yang tak waspada.(*)

Artikel ini sudah terbit di jambiindependent.disway.id dengan judul "Jadi Korban Aplikasi Hijau, 2 Warga Jambi Tewas di Bengkulu"

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network