Wanita Paruh Baya di Muaro Jambi Tewas Dililit Ular Piton Saat Menyadap Karet

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Kriminal
Ilustrasi Jambi Satu

Wanita paruh baya di Muaro Jambi tewas setelah dililit ular piton saat menyadap karet. Suami korban berjuang menyelamatkan, namun nyawa sang istri tak tertolong.


Hapsah (57), seorang wanita paruh baya yang tinggal di Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Peristiwa memilukan ini terjadi pada hari Senin, saat Hapsah bersama suaminya, M Safri, yang lebih dikenal sebagai Wak Oto, sedang menyadap karet di kebun mereka.

Pagi itu, seperti biasanya, Hapsah dan Wak Oto pergi ke kebun untuk menyadap karet. Mereka bekerja dengan jarak yang cukup jauh satu sama lain, di tengah-tengah hutan yang sunyi dan penuh dengan suara alam. Namun, pagi yang biasa itu berubah menjadi mimpi buruk yang tak terlupakan.

Tiba-tiba, Wak Oto mendengar suara jeritan yang sangat dikenalnya—suara istrinya, Hapsah. Jeritan itu adalah teriakan minta tolong yang membuat jantung Wak Oto berdebar kencang. Tanpa berpikir panjang, dia segera berlari menuju arah suara itu, berharap bisa segera menyelamatkan istrinya.

Namun, apa yang dilihatnya di depan mata membuatnya terpaku. Tubuh Hapsah sudah dalam cengkeraman maut, dililit oleh seekor ular piton berukuran besar. Ular itu melilit tubuh istrinya dengan kekuatan yang mengerikan, seolah tak akan melepaskannya.

Dalam kepanikannya, Wak Oto tahu dia harus bertindak cepat. Dia mengambil sebatang kayu dan memukul bagian ekor ular dengan sekuat tenaga. Pukulan itu membuat ular piton tersebut terkejut dan melepaskan lilitannya. Namun, meskipun berhasil melepaskan Hapsah dari lilitan maut itu, luka yang ditinggalkan sudah terlalu parah.

Kapolsek Sungai Gelam, IPTU Usaha Sitepu, membenarkan kejadian tragis tersebut. "Iya benar ada kejadian itu pada Senin kemarin. Sekarang jenazah korban sudah dimakamkan," ujar Sitepu, menyampaikan kabar duka yang mengguncang masyarakat setempat.

Desa Ladang Panjang kini dirundung duka. Kehilangan Hapsah menjadi pukulan berat bagi keluarga dan kerabatnya, terutama bagi Wak Oto yang menyaksikan sendiri tragedi itu. Tak ada yang bisa membayangkan betapa sulitnya bagi Wak Oto untuk menjalani sisa hidupnya setelah kehilangan istrinya dengan cara yang begitu tragis.

Kejadian ini menjadi pengingat betapa alam, meski tampak tenang, bisa menyimpan bahaya yang tak terduga. Hapsah, seorang istri dan ibu yang penuh kasih, kini telah tiada. Hanya kenangan dan doa yang bisa dipanjatkan oleh keluarga dan kerabatnya, sembari berharap kejadian serupa tak akan terulang lagi di masa depan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network