Ibu-ibu di Kuala Tungkal, Tanjabbar, mengolah limbah menjadi tas purun yang menarik. Kegiatan ini bagian dari perayaan HUT Kabupaten Tanjabbar ke-59 dan HUT RI ke-79, mempromosikan kreativitas dan keberlanjutan.
***
Di tengah gemuruh perayaan HUT Kabupaten Tanjung Jabung Barat ke-59 dan HUT RI ke-79, sekelompok ibu-ibu di Kuala Tungkal menemukan cara unik untuk merayakannya. Dengan tangan terampil dan ide-ide kreatif, mereka mengubah bahan-bahan yang sering dianggap limbah menjadi karya seni yang fungsional dan menarik—tas purun.
Purun, sejenis tumbuhan rawa yang melimpah di Tanjabbar, menjadi bahan utama dalam proses ini. Para ibu-ibu memanfaatkan purun untuk menciptakan tas yang bukan hanya cantik tetapi juga berguna. Namun, yang membuat tas ini istimewa adalah sentuhan tambahan dari bahan-bahan lain seperti upih pinang, kulit jagung, kulit kerang, sisa batik, biji jari-jari, dan kulit pinang. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan tersebut diolah untuk memodifikasi tas purun sehingga tampil lebih menawan.
Ketua TP PKK Tanjabbar, Fadhilah Sadat, menyampaikan dalam sambutannya betapa pentingnya kegiatan ini.
"TP PKK mengadakan lomba ini karena betapa banyaknya purun di Tanjabbar ini yang bisa diolah menjadi tikar, tempat tisu, dan termasuk tas," ujarnya dengan antusias. Lomba tas purun ini diadakan untuk memeriahkan HUT RI ke-79 dan Hari Jadi Kabupaten Tanjabbar ke-59, sekaligus mendorong kreativitas lokal dan kesadaran akan keberlanjutan.
Tema yang diusung TP PKK adalah memodifikasi tas purun dengan bahan-bahan alam yang ada di Tanjabbar.
"Kami ingin menunjukkan bahwa limbah juga bisa menjadi sesuatu yang indah dan bernilai," kata Fadhilah, menekankan pentingnya memanfaatkan potensi lokal secara maksimal.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan mengolah limbah menjadi produk yang bernilai, ibu-ibu di Kuala Tungkal memberikan contoh nyata bagaimana kreativitas dapat mengubah cara pandang kita terhadap barang-barang yang sering dianggap tidak berguna.
Di bawah bimbingan TP PKK, para peserta lomba menunjukkan beragam inovasi dan keterampilan mereka. Hasilnya adalah tas-tas purun yang berwarna-warni dan unik, mencerminkan keindahan dan keragaman alam Tanjabbar. Produk-produk ini tidak hanya berpotensi menjadi suvenir lokal yang menarik tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan akan semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk berkreasi dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka. Tas purun yang dihasilkan bukan hanya simbol perayaan, tetapi juga representasi dari semangat gotong royong, kreativitas, dan keberlanjutan yang diusung oleh masyarakat Kuala Tungkal.
Ketika perayaan berakhir dan gema sorak-sorai menghilang, tas-tas purun tersebut akan tetap ada sebagai pengingat bahwa dari sesuatu yang sederhana, kita dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa. Di tangan yang tepat, limbah bisa menjadi harta yang menguntungkan, dan kreativitas adalah kunci untuk mengubah dunia kita menjadi tempat yang lebih baik.(*)
Add new comment