Asap tebal kembali menyelimuti Kota Jambi, diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Kumpeh, Muaro Jambi. Kebakaran yang menghanguskan 927 hektar lahan gambut ini berpotensi meluas.
Kota Jambi pagi ini diselimuti asap tebal yang diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan di tiga desa, yakni Rantau Panjang, Rondang, dan Londrang, yang terletak di Kecamatan Kumpeh, Muaro Jambi. Berdasarkan analisis citra satelit Sentinel-2 yang dilakukan oleh tim GIS KKI Warsi, kebakaran ini telah menghanguskan area seluas 927 hektar, dengan sebagian besar lahan yang terbakar merupakan lahan gambut dengan kedalaman 100-200 cm.
Pemantauan dari satelit NOAA menunjukkan bahwa titik panas di wilayah ini mulai muncul sejak tanggal 25 Agustus. Jumlah titik panas semakin meningkat pada 26 Agustus, dan akhirnya pada 27 Agustus 2024, kobaran api terpantau jelas oleh satelit Sentinel-2.
“Kami telah melakukan pemantauan sejak beberapa hari terakhir untuk memastikan apakah titik panas yang terdeteksi oleh satelit NOAA menggambarkan kebakaran yang terlihat di satelit Sentinel-2. Setelah menunggu tangkapan citra yang jelas, pada 27 Agustus, kami melihat dengan pasti bahwa kebakaran melanda wilayah tersebut,” kata Askarinta Adi, Koordinator Divisi GIS KKI Warsi.
Menurut Askarinta, kebakaran ini terindikasi berada di area perizinan perusahaan perkebunan kelapa sawit, berdasarkan overlay dengan peta perizinan. Wilayah ini dapat dipantau melalui berbagai satelit seperti NOAA 20, NOAA 21, Terra Aqua, dan SNVV, yang melaporkan titik panas. Selain itu, Sentinel-2 memberikan gambar resolusi tinggi dari permukaan bumi, yang menunjukkan kobaran api saat cuaca cerah.
“Dengan menggunakan citra Sentinel-2, kami dapat delineasi area yang terbakar, sehingga luas kebakaran yang terjadi dapat diketahui dengan pasti,” jelas Askarinta.
Lebih lanjut, Askarinta mengungkapkan bahwa kebakaran di wilayah ini masih berpotensi meluas, karena kobaran api terus bergerak ke arah utara, mendekati perbatasan Muara Jambi dan Tanjung Jabung Timur, menuju Desa Catur Rahayu. Jika angin berhembus ke selatan, api mungkin bisa tertanggulangi lebih cepat, karena daerah tersebut berbatasan langsung dengan Sungai Batanghari.
“Kami berharap Satgas Karhutla dan pihak terkait yang sedang berupaya memadamkan api ini dapat mengendalikan situasi dan mengembalikan langit biru kita. Apresiasi setinggi-tingginya kepada para petugas yang bekerja keras,” ujar Askarinta.
Dari analisis yang dilakukan oleh Warsi, kebakaran hutan dan lahan di Jambi telah terjadi sejak Juli lalu. Dalam hampir dua bulan terakhir, kebakaran di Jambi telah menghanguskan lebih dari 1.759 hektar lahan.
Add new comment