Musim Hujan di Muaro Jambi Memicu Lonjakan Kasus DBD, Masyarakat Diminta Waspada

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Daerah
IST

MUARO JAMBI – Ancaman demam berdarah dengue (DBD) kian nyata di Kabupaten Muaro Jambi. Dalam tiga bulan terakhir, lonjakan kasus DBD terus menunjukkan tren mengkhawatirkan, menandai musim hujan sebagai alarm bahaya kesehatan masyarakat.

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi mencatat peningkatan signifikan: 6 kasus pada September, melonjak menjadi 10 kasus di Oktober, dan 18 kasus pada November. Total sejak Januari hingga November 2024 mencapai 136 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Muaro Jambi, Afifuddin, mengungkapkan bahwa tingginya curah hujan menjadi pemicu utama ledakan kasus ini. “Genangan air yang melimpah menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Tanpa pencegahan, kasus DBD akan terus naik,” tegasnya.


Situasi di lapangan memperlihatkan betapa nyamuk Aedes aegypti kini lebih aktif berkembang biak. Genangan air, baik di tempat sampah, kaleng bekas, hingga bak mandi yang tak tertutup, menjadi sumber masalah. Nyamuk penyebar virus ini dengan cepat memperbanyak diri, memanfaatkan setiap genangan.

“Lingkungan yang tidak bersih adalah bom waktu,” ujar Afifuddin. “Jika masyarakat tidak segera melakukan langkah preventif, korban akan terus bertambah.”

Menghadapi tren mengkhawatirkan ini, Dinas Kesehatan bergerak cepat. Beberapa langkah darurat telah disiapkan, di antaranya:

  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Imbauan intensif untuk membersihkan tempat genangan air di rumah tangga.
  • Penyuluhan Masyarakat: Kampanye edukasi di berbagai wilayah, bekerja sama dengan perangkat desa dan kader posyandu.
  • Larvasida: Pembagian zat pembunuh jentik nyamuk di area berisiko tinggi.
  • Kesiapan Fasilitas Kesehatan: Peningkatan kapasitas puskesmas dan rumah sakit untuk menangani kasus.

Namun, upaya pemerintah tak akan maksimal tanpa partisipasi aktif masyarakat. “Kami meminta masyarakat untuk segera mengambil tindakan konkret: membersihkan lingkungan, menggunakan obat nyamuk, dan menjaga kebersihan diri,” seru Afifuddin.

Muaro Jambi masih berada dalam cengkeraman hujan lebat, dan ancaman DBD tak mengenal jeda. Bahkan, Afifuddin memperingatkan, jumlah kasus bisa meningkat drastis jika kesadaran masyarakat tetap rendah. “Saat ini, pencegahan adalah kunci. Jangan menunggu korban berikutnya,” imbuhnya.

Situasi ini menjadi pengingat bahwa DBD bukan sekadar statistik, melainkan ancaman nyata yang bisa melumpuhkan masyarakat jika diabaikan. “Kita butuh gerakan bersama. Tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah, masyarakat harus peduli terhadap lingkungan mereka,” tutup Afifuddin.

Dengan musim hujan yang masih panjang, perang melawan DBD adalah ujian kolektif. Apakah langkah-langkah ini cukup untuk membendung nyamuk pembawa maut, ataukah kasus akan terus melonjak? Jawabannya ada pada tindakan setiap orang hari ini.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network