JAMBI – Setelah berbulan-bulan menuai gejolak, akhirnya Pertamina EP Jambi Field yang beroperasi di bawah Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 mengambil langkah nyata. Warga Desa Kasang Lopak Alai, Kabupaten Muaro Jambi, yang terdampak aktivitas pengeboran minyak, akhirnya menerima tali asih sebagai bentuk kompensasi.
Langkah ini diambil setelah dialog panjang antara warga dan Pertamina, yang sempat berlangsung alot. Puncaknya, pertemuan resmi di rumah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada Senin (10/2/2025) menghasilkan kesepakatan final.
Stakeholder Relation Officer PHR Zona 1, Afrianto, menyerahkan tali asih kepada Kepala Desa Kasang Lopak Alai, Pawi, sebagai perwakilan warga terdampak, khususnya RT 01 dan RT 03. Hadir pula perangkat desa serta pemuda setempat yang ikut mengawal penyelesaian ini.
Kepala Desa Kasang Lopak Alai, Pawi, mengapresiasi langkah cepat Pertamina dalam menyelesaikan tuntutan masyarakat.
"Kami apresiasi niat baik ini demi kebaikan bersama," ujar Pawi, seperti dalam rilis yang diterima tim redaksi dari Pertamina.
Di sisi lain, General Manager PT Pertamina EP Zona 1 menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjalankan operasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan tetap menjaga harmoni dengan masyarakat sekitar area operasi.
"Kami berusaha selalu hadir dan memberikan solusi terbaik bagi masyarakat terdampak. Komitmen ini merupakan bagian dari upaya kami menjalankan bisnis yang selaras dengan aspek sosial dan lingkungan," tegasnya.
Polemik Sebelumnya: Dampak Pengeboran, Rumah Retak, dan Protes Warga
Sebelum penyelesaian ini, PT Pertamina EP Jambi Field sempat mendapat tekanan dari warga terkait aktivitas pengeboran yang berdampak pada lingkungan. Beberapa warga mengeluhkan keretakan rumah dan kebisingan yang meningkat, yang diduga berasal dari operasi pengeboran minyak di wilayah tersebut.
Untuk merespons keluhan warga, Pertamina telah melakukan dua kali assessment lapangan, yakni assessment awal sebelum pengeboran dimulai, guna mengidentifikasi potensi dampak yang mungkin timbul. Kemudian assessment kedua pada 27 Januari 2025, setelah warga melaporkan dampak lingkungan, seperti keretakan rumah dan polusi suara akibat operasional pengeboran.
Dalam assessment kedua, Pertamina bekerja sama dengan Pemerintah Desa, Pemuda Desa, Kecamatan Kumpeh Ulu, Babinsa, dan Polres setempat untuk memastikan evaluasi berjalan transparan.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Pertamina EP Jambi Field langsung menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional tidak berdampak negatif terhadap warga sekitar. Selain itu, perusahaan menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah desa guna memastikan setiap keluhan masyarakat ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari strategi Pertamina untuk meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar, setelah sebelumnya Pertamina Hulu Rokan (PHR) menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keseimbangan operasional dan kepentingan warga setempat.
Dengan tuntasnya pemberian tali asih bagi warga Lopak Alai, kini Pertamina EP Jambi Field berjanji akan terus meningkatkan komunikasi dan keterlibatan dengan masyarakat sekitar, serta memastikan seluruh kegiatan operasional sesuai dengan standar keselamatan dan lingkungan yang berlaku.
Ke depan, perusahaan juga berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat di wilayah operasinya, guna memastikan bahwa manfaat industri energi bisa dirasakan tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat setempat.
Namun, meski polemik ini telah mereda, masih ada tantangan dalam memastikan bahwa dampak operasional ke depannya benar-benar dapat dikontrol. Warga pun berharap, komitmen Pertamina tak hanya berhenti pada tali asih, tetapi juga pada pemantauan jangka panjang guna menghindari konflik serupa terjadi kembali.
Bagaimana perkembangan selanjutnya? Tetap pantau update-nya!(*)
Add new comment