Proyek RS Pratama Kerinci Rp42 Miliar dan Jejak Masalah PT Bumi Delta Hatten

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Berita
IST

Kerinci – Proyek pembangunan Rumah Sakit Pratama (RS Pratama) Kerinci rupanya dikerjakan PT Bumi Delta Hatten (BDH). Dengan nilai kontrak Rp42,543 miliar dari pagu Rp42,997 miliar, proyek ini tidak hanya menghadapi polemik sejak awal, tetapi juga mengungkap jejak panjang perusahaan dalam sejumlah proyek besar yang bermasalah di Jambi.

Pembangunan RS Pratama Kerinci yang merupakan program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini sudah bermasalah sejak tahap awal tender. Salah satu pejabat Dinas Kesehatan yang menjabat sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) mundur beberapa hari sebelum proyek dimulai, tepat ketika kontraktor memproses pembayaran termin pertama.

Kondisi ini memunculkan dugaan adanya tekanan atau ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proyek yang seharusnya menjadi fasilitas kesehatan strategis untuk masyarakat Kerinci.

PT Bumi Delta Hatten, yang memenangkan tender RS Pratama Kerinci, dikenal memiliki rekam jejak kontroversial dalam sejumlah proyek besar. Sebelumnya, perusahaan ini juga mengerjakan proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) eks Pasar Angso Duo Jambi senilai Rp35 miliar, yang hingga kini masih menuai kritik publik terkait kualitas pengerjaan dan transparansi.

Tak hanya itu, PT BDH pernah dilaporkan oleh LSM Mappan ke Kejaksaan Agung RI atas dugaan penyimpangan dalam proyek rehabilitasi dan renovasi sekolah dasar dan menengah Jambi 1 senilai Rp69,2 miliar pada 2023. Proyek yang bersumber dari APBN ini dikritik karena buruknya kualitas pengerjaan.

Beberapa kepala sekolah, termasuk di SDN 60 Parit Panglong dan SD 015/V Serdang Jaya, melaporkan hasil pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. Atap bergelombang, plafon tidak rapi, dan septic tank yang terlalu kecil untuk kebutuhan toilet adalah beberapa temuan yang mencoreng proyek tersebut.

PT BDH juga terlibat dalam proyek preservasi jalan batas kota Jambi (Desa Tangkit)–Simpang Desa Sungai Gelam pada 2023. Proyek ini dilaporkan mengalami kerusakan di beberapa bagian, meskipun masih dalam masa pemeliharaan. Dengan nilai kontrak puluhan miliar dari APBN, proyek ini kembali menambah daftar panjang kritik terhadap perusahaan.

Dalam proyek RS Pratama Kerinci, nama Abeng Manap, yang dikenal sebagai pengelola proyek-proyek besar di Jambi, disebut-sebut terlibat. Sumber internal kontraktor mengungkapkan bahwa Abeng memiliki peran penting dalam pengerjaan proyek ini, yang menambah lapisan kompleksitas pada polemik yang terjadi.

Hingga kini, RS Pratama Kerinci di Bukit Kerman masih menunggu proses visitasi dan perizinan operasional. Kepala Dinas Kesehatan Kerinci, Hermendizal, mengungkapkan bahwa izin operasional rumah sakit sudah memasuki tahap akhir.

"Kalau RS Bukit Kerman sudah beroperasi, proposal untuk pembangunan RS di Ujung Ladang akan menjadi pertimbangan Kemenkes RI. Jadi, fokus kita saat ini menyelesaikan satu proyek dulu," jelas Hermendizal beberapa waktu lalu.

Jejak panjang PT Bumi Delta Hatten dalam proyek-proyek bermasalah, ditambah dengan kontroversi sejak awal pembangunan RS Pratama Kerinci, menimbulkan pertanyaan serius tentang pengawasan pemerintah terhadap kontraktor ini.

Dengan rekam jejak PT Bumi Delta Hatten yang terus mendapat sorotan, pemerintah daerah dan pusat harus segera mengevaluasi keterlibatan perusahaan ini dalam proyek-proyek strategis.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network