JAMBI – Pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) berkomitmen memperluas edukasi mengenai bahaya kekerasan terhadap pelajar di sekolah-sekolah. Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk menekan angka kekerasan, pelecehan, dan perundungan di kalangan anak-anak dan remaja.
Kepala DPMPPA Kota Jambi, Noverintiwi Dewanti, menjelaskan bahwa program edukasi akan menjangkau sekolah di bawah kewenangan Dinas Pendidikan Kota Jambi, dengan kemungkinan diperluas ke pesantren dan madrasah di bawah Kementerian Agama.
“Kami telah menjadwalkan sosialisasi, edukasi, dan pemberian informasi khususnya di sekolah dasar dan menengah. Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman pelajar terkait bahaya kekerasan, perundungan, dan pelecehan,” ujar Noverintiwi, Minggu (12/1/2025).
Pada jenjang sekolah dasar, materi edukasi akan lebih menitikberatkan pada pemahaman mengenai area tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain untuk mencegah pelecehan seksual. Pendekatan yang digunakan dirancang lebih menyenangkan dan interaktif.
“Kami menggunakan metode yang menyenangkan, dengan permainan agar anak-anak dapat lebih mudah memahami pesan yang kami sampaikan,” katanya.
Sementara itu, untuk siswa SMP, selain membahas perundungan dan pelecehan, akan diberikan materi tambahan mengenai bahaya geng motor. Hal ini dilakukan untuk mencegah pelajar terlibat dalam kelompok-kelompok bermotor yang rentan terlibat dalam perilaku berisiko.
“Materi ini penting karena keterlibatan remaja dalam geng motor dapat merusak masa depan mereka,” tambahnya.
Selain menyasar pelajar SD dan SMP, DPMPPA Kota Jambi juga membuka peluang untuk memberikan edukasi kepada siswa tingkat SLTA. Program ini diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan pelajar di Kota Jambi.
Upaya ini menjadi bagian dari langkah Pemkot Jambi dalam menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pada 2024, DPMPPA mencatat sebanyak 116 laporan kekerasan, dengan seluruh kasus telah diselesaikan.
“Kami berharap edukasi ini dapat mencegah kekerasan dan pelecehan sejak dini, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak kita,” tutup Noverintiwi.
Langkah progresif ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kekerasan, serta menciptakan generasi muda yang lebih tangguh dan terlindungi.(*)
Add new comment