Tanjung Jabung Barat – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tanjab Barat terus mendorong percepatan finalisasi kurikulum muatan lokal guna meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat SD dan SMP. Upaya ini diwujudkan melalui diskusi intensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan, bertempat di Aula Kantor Dinas Dikbud, Senin (09/12/2024).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanjab Barat, H. Dahlan, menegaskan bahwa kurikulum muatan lokal sangat penting untuk melengkapi kurikulum nasional. Hal ini bertujuan menjawab tantangan pendidikan di tingkat lokal dan memperkaya proses pembelajaran dengan memasukkan nilai-nilai lokal yang relevan.
"Daerah ini membutuhkan kurikulum yang tidak hanya berbasis nasional, tetapi juga mengintegrasikan potensi lokal. Hal ini untuk menjawab tantangan pendidikan dan mendukung pelaksanaan kurikulum muatan lokal," ujar Dahlan.
Diskusi tersebut dihadiri oleh narasumber, pejabat Dinas Dikbud, Kabid Pendidikan Dasar, serta para stakeholder pendidikan di Tanjab Barat. Dalam forum ini, dibahas berbagai aspek terkait mata pelajaran muatan lokal yang akan diterapkan serta mekanisme pelaksanaannya.
"Melalui diskusi ini, diharapkan akan lahir keputusan yang memberikan manfaat nyata bagi siswa, khususnya di tingkat SD dan SMP," tambah Dahlan.
Menurut Dahlan, daerah memiliki kewenangan untuk menambahkan hingga dua mata pelajaran dalam kurikulum nasional sebagai bagian dari muatan lokal. Penetapan mata pelajaran ini nantinya akan dituangkan dalam keputusan gubernur untuk jenjang SMA sederajat, dan keputusan bupati atau wali kota untuk jenjang SD dan SMP.
Namun, Dahlan mengingatkan bahwa penerapan kurikulum muatan lokal tidak cukup hanya dengan menambah mata pelajaran. Ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif.
"Pelaksanaan kurikulum muatan lokal harus dilakukan secara totalitas, mencakup manajemen sekolah, kondisi dan lingkungan sekolah, serta integrasi dalam setiap proses pembelajaran," tegasnya.
Dengan adanya kurikulum muatan lokal, siswa tidak hanya mendapatkan wawasan nasional tetapi juga diperkaya dengan pengetahuan tentang budaya, kearifan lokal, dan potensi daerah. Hal ini diharapkan dapat mendukung pembentukan karakter siswa yang tangguh, berdaya saing, sekaligus mencintai budaya lokal.
Diskusi ini menjadi langkah awal yang penting untuk memetakan kebutuhan dan tantangan dalam mengimplementasikan kurikulum muatan lokal di Kabupaten Tanjab Barat. Keputusan yang dihasilkan diharapkan menjadi dasar bagi peningkatan mutu pendidikan di daerah tersebut.
"Melalui pendekatan ini, kita optimistis dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki pemahaman dan penghargaan terhadap nilai-nilai lokal," tutup Dahlan.(*)
Add new comment