Opini

| ada 0 komentar

A. Pendahuluan
Pada September 2025 Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi melaporkan inflasi year-on-year (YoY) sebesar 3,77% dengan IHK 109,80; inflasi tertinggi tercatat di Kabupaten Kerinci (5,90%) dan terendah di Kota Jambi (3,06%). Angka ini sedikit melampaui kisaran sasaran yang dianjurkan Bank Indonesia (2,5% ±1%), sehingga menempatkan tekanan harga pada level yang perlu mendapat perhatian kebijakan baik di tataran provinsi maupun kabupaten/kota (BPS Provinsi Jambi, 2025).

| ada 0 komentar

Oleh : Rizal Djalil
Anggota Komisi Keuangan DPR RI 1999-2009 & Mantan Ketua BPK RI
Pernah Melakukan Studi Kontribusi BUMN 2005-2008.

| ada 0 komentar

Bupati Kerinci, Monadi, : “Kerinci tidak bisa berjalan sendiri. Untuk menjadi kawasan pangan dan energi, kami butuh dukungan penuh dari Provinsi. Jika Kerinci, Merangin, dan Sungai Penuh bisa bersatu, saya yakin Jambi akan lebih cepat maju.”

OLEH : FAHMI RASID

| ada 1 komentar

Oleh:
Prof Dr Muchtar Latif MPd

Stunting adalah fenomena anak gagal tumbuh. Ia bukan hanya problem kesehatan, melainkan cermin dari kegagalan pembangunan manusia. Data terbaru menunjukkan, prevalensi stunting di Provinsi Jambi mencapai 17,1 persen pada 2025. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang berada pada 13,5 persen, meski lebih rendah dari angka 19,9 persen secara global yang sudah menurun dari 21,5 persen.

| ada 0 komentar

OLEH : FAHMI RASID
LAM PROV. JAMBI

“Bank Daerah Yang Sukses Dan KUAT Secara Finansial, Tetapi Juga Menjadi Agen Perubahan Sosial Yang Menyentuh Kehidupan Masyarakat Secara Nyata”

| ada 0 komentar

OLEH : FAHMI RASID

"Sebuah Panggilan Nurani untuk Bangkit Bersama"

Indonesia adalah negeri yang kaya. Tanahnya subur, lautnya luas, dan jumlah penduduknya lebih dari 270 juta jiwa — sebuah potensi besar yang jika dikelola dengan bijak, bisa menjadi kekuatan ekonomi dunia. Namun, di balik potensi itu, tersimpan ironi yang masih terus menghantui: pengangguran. Bukan sekadar statistik, pengangguran adalah wajah nyata dari mimpi yang tertunda, semangat yang tertahan, dan ketimpangan yang belum selesai.

| ada 0 komentar

Oleh: Juanda Rizki Pratama, S.IP

Kerusuhan, demonstrasi besar-besaran, penjarahan, hingga hilangnya beberapa nyawa dalam beberapa hari terakhir adalah harga yang amat mahal bila hasil akhirnya hanya berupa pemecatan beberapa nama di DPR RI. Nama-nama seperti Eko Patrio, Nafa Urbach, Uya Kuya, Ahmad Sahroni, dan lainnya menjadi sorotan, namun publik justru bertanya: Apakah ini yang kita perjuangkan?

| ada 0 komentar

Oleh :

Juanda Rizki Pratama.S.IP

Kerusuhan yang berujung pada penjarahan rumah pejabat beberapa waktu terakhir membuka kembali mata kita: rakyat bisa marah, dan kemarahan itu meledak. Namun, apakah amarah itu datang secara tiba-tiba? Jawabannya: tidak. Ini adalah akumulasi dari praktik politik yang semakin hari semakin menyerupai parodi—lucu bagi para elit, tetapi menyakitkan bagi rakyat yang menyaksikannya dari pinggir panggung.

Bujuk Rayu Rakyat: Janji Lima Tahunan yang Menyesatkan