Dr. Maulana Hadiri Harlah PKB ke-26: Dukungan Solid PKB Menuju Kemenangan Pilwako Jambi 2024

Oleh: jambi1
Pada : WIB
Rubrik
Politik
IST

Jambi – Malam itu, Jumat, 26 Juli 2024, Aula Peringatan Harlah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke-26 dipenuhi dengan warna hijau yang khas. Ribuan pendukung, kader, dan simpatisan PKB berkumpul dalam satu ruangan, bersatu dalam semangat yang sama. Di antara kerumunan itu, tampak sosok yang mencuri perhatian—Dr. Maulana, calon Walikota Jambi. Maulana yang hadir menganakan koko berkelir hijau, warna khas PKB, berdiri gagah.

Dr. Maulana bukan satu-satunya calon kepala daerah yang hadir. Di sana juga terlihat Khafid Moein, calon Wakil Bupati Merangin; Wartono, calon Wakil Bupati Tebo; dan Dedy Putra, calon Bupati Bungo. Kehadiran mereka menandakan kuatnya dukungan PKB untuk para calon kepala daerah yang diusung dalam Pilkada serentak 2024.

Acara malam itu tidak hanya meriah karena banyaknya tokoh yang hadir, tetapi juga karena momen penting pemotongan tumpeng. Potongan tumpeng pertama diberikan oleh Ketua Dewan Syuro PKB Jambi, Kiai Abdullah Sani, kepada Dr. Maulana. Sebuah simbol dukungan penuh dari PKB untuk pencalonannya sebagai Walikota Jambi.

Plt Ketua DPW PKB Jambi, Faisol Riza, menyatakan komitmen partainya dalam memenangkan calon-calon kepala daerah yang telah mendapatkan SK dukungan dari DPP PKB, termasuk Dr Maulana. Faisol menekankan bahwa PKB siap memberikan dukungan maksimal untuk memastikan kemenangan di berbagai daerah.

"Saya intruksikan semua kader untuk All Out," ujar Faisol Riza.

Dukungan PKB terhadap Dr. Maulana dan calon-calon kepala daerah lainnya menunjukkan soliditas dan kesiapan partai dalam menghadapi Pilkada 2024. Acara Harlah PKB ke-26 ini bukan hanya sekadar peringatan ulang tahun, tetapi juga menjadi ajang untuk memperlihatkan komitmen PKB dalam memenangkan calon-calon terbaik yang mereka usung.

Dr. Maulana, yang tampil gagah dalam setelan hijau khas PKB, menyampaikan ucapan selamat dan harapannya untuk PKB.

"Selamat Hari Lahir ke-26 untuk Partai Kebangkitan Bangsa. Semoga PKB terus menjadi partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat dan membawa perubahan positif bagi bangsa," ujar Dr. Maulana.

Ia menegaskan komitmennya untuk bekerja keras dan berkolaborasi dengan PKB serta masyarakat Jambi demi mencapai visi dan misinya.

"Dukungan PKB memberikan semangat baru bagi saya. Bersama PKB dan masyarakat Jambi, kita akan membawa Kota Jambi menuju arah yang lebih baik," tegas Dr. Maulana.

Dr. Maulana juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan partai politik dalam menciptakan program-program yang pro-rakyat.

"Kita harus terus berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan program-program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Dr Maulana pun berharap PKB terus menjadi partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat.

"Saya berharap PKB terus berjuang untuk rakyat, dan bersama-sama kita akan membangun Kota Jambi yang lebih baik. Mari kita wujudkan visi dan misi kita untuk masa depan yang lebih cerah," tutupnya.

Dengan dukungan penuh dari PKB, Dr. Maulana memiliki fondasi yang kuat untuk menyongsong masa depan Jambi. Kesolidan tim, strategi yang matang, dan dukungan dari masyarakat akan menjadi kunci utama menuju kemenangan dalam Pilkada 2024. Acara Harlah PKB ke-26 ini menjadi langkah awal yang solid menuju perubahan dan kemajuan bagi Kota Jambi dan daerah lainnya.

Sejarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Indonesia

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu partai politik terkemuka di Indonesia yang memiliki akar kuat dalam sejarah politik dan keagamaan negara ini. Berikut adalah rangkuman sejarah PKB dari awal berdirinya hingga era Gus Dur dan perkembangan terkini:

Pendirian PKB

PKB didirikan pada 23 Juli 1998, sebagai tanggapan terhadap perubahan politik yang cepat di Indonesia pasca-reformasi 1998. Pada masa itu, kekuatan politik yang baru mulai muncul seiring dengan runtuhnya rezim Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. PKB lahir sebagai representasi politik dari Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki pengaruh signifikan di kalangan masyarakat Muslim tradisional.

Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, adalah salah satu tokoh utama dalam pendirian PKB. Gus Dur, yang juga merupakan Ketua Umum NU pada saat itu, memandang pentingnya memiliki wadah politik yang dapat memperjuangkan nilai-nilai NU dalam sistem politik yang demokratis. Bersama dengan sejumlah tokoh NU lainnya, Gus Dur membentuk PKB dengan tujuan membawa aspirasi kaum Nahdliyin ke panggung politik nasional.

Era Gus Dur

Pada Pemilu pertama setelah reformasi, yaitu Pemilu 1999, PKB berhasil meraih suara yang signifikan dan menjadi salah satu partai besar di Indonesia. Keberhasilan ini sebagian besar disebabkan oleh karisma dan kepemimpinan Gus Dur. Pada Oktober 1999, Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia keempat melalui mekanisme pemilihan di MPR, menggantikan Presiden BJ Habibie.

Masa kepresidenan Gus Dur, meskipun singkat (1999-2001), ditandai dengan berbagai upaya reformasi dan perubahan signifikan dalam kebijakan politik dan sosial. Namun, kepemimpinannya juga diwarnai dengan kontroversi dan konflik politik yang pada akhirnya menyebabkan ia dilengserkan melalui Sidang Istimewa MPR pada Juli 2001.

Perkembangan Pasca Gus Dur

Setelah era Gus Dur, PKB terus berusaha mempertahankan pengaruhnya dalam politik Indonesia meskipun menghadapi tantangan internal dan eksternal. Salah satu tantangan besar adalah perpecahan internal yang sering terjadi, terutama menyangkut kepemimpinan partai.

Setelah Gus Dur, PKB mengalami beberapa kali perubahan kepemimpinan. Salah satu pemimpin penting setelah era Gus Dur adalah Muhaimin Iskandar, yang telah memegang peran penting dalam partai dan juga menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2009-2014) serta Wakil Ketua DPR (2014-2019). Kepemimpinan Muhaimin, yang juga dikenal sebagai Cak Imin, sering kali diwarnai oleh konflik internal, tetapi ia berhasil mempertahankan PKB sebagai salah satu partai utama di Indonesia.

PKB Saat Ini

Pada Pemilu 2019, PKB menunjukkan performa yang cukup baik dengan meraih 9,69% suara nasional, menempatkannya sebagai partai keempat terbesar di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar, PKB terus memperjuangkan isu-isu yang berakar pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, termasuk pendidikan, ekonomi kerakyatan, dan keadilan sosial.

PKB juga memainkan peran penting dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada Kabinet Indonesia Maju, PKB diwakili oleh beberapa menteri, termasuk Ida Fauziyah sebagai Menteri Ketenagakerjaan.

Partai ini terus beradaptasi dengan perubahan zaman dan dinamika politik nasional, berupaya memperkuat basis dukungannya di kalangan masyarakat Nahdliyin serta merangkul generasi muda dengan pendekatan yang lebih modern dan inklusif.

PKB telah melalui perjalanan panjang sejak didirikan pada tahun 1998. Dari masa-masa awal yang penuh semangat reformasi, melalui kepemimpinan Gus Dur yang karismatik, hingga tantangan dan perubahan di era pasca Gus Dur, partai ini terus berusaha mempertahankan relevansinya dalam politik Indonesia. Dengan akar yang kuat dalam tradisi Nahdlatul Ulama dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, PKB diharapkan terus memainkan peran penting dalam pembangunan demokrasi dan kemajuan Indonesia di masa depan.(*)

Tim Riset Jambi Satu/Jambi Link

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network